|  BERANDA  |  TAJUK TERKINI  |  JELAJAH  |  TSAQOFAH ISLAM  |  SIRAH NABAWIYAH  |  INSPIRASI  |  SAKINAH  |  MAUIDHATUL HASANAH  |  TAHUKAH?  |  JUMRAH.COM  |

Waspadai Peredaran Sapi Pemakan Sampah

Waspadai Peredaran Sapi Pemakan Sampah
BERBAHAYA DIKONSUMSI.
Masyarakat di Provinsi Jawa Tengah diimbau tidak mengonsumsi daging yang berasal dari sapi yang digembalakan di tempat pembuangan akhir (TPA) dan memakan berbagai jenis sampah karena membahayakan kesehatan tubuh manusia.

"Bisa dikatakan, daging sapi pemakan sampah yang disinyalir marak beredar menjelang Idul Adha itu kurang layak dikonsumsi masyarakat karena di dalamnya terkontaminasi berbagai jenis logam berat," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Whitono di Semarang, Jumat.

Menurut dia, sapi yang digembalakan di TPA dan akan diperjualbelikan harus dinetralisir paling tidak satu hingga dua bulan dengan diberi pakan yang normal, namun hal tersebut tidak menjamin sapi akan bebas dari bahan kimia berbahaya.

Ia menjelaskan bahwa para pemilik sapi yang menggembalakan hewan ternaknya di TPA itu sangat menguntungkan bagi yang bersangkutan karena tidak perlu susah-susah mencari pakan dan tanpa biaya.

"Perlu solusi yang tepat bagi masyarakat yang menggembalakan sapi di TPA karena hal itu merupakan mata pencaharian mereka," ujarnya.

Kendati demikian, kata dia, pemerintah tetap harus memperhatikan konsumen yang perlu dilindungi dengan menyediakan daging yang aman, sehat, dan utuh.

Whitono mengaku tidak mengetahui pasti jumlah populasi sapi yang digembalakan masyarakat di sejumlah TPA di Jateng.

"Populasi sapi di Jateng saat ini mencapai sekitar 1,5 juta ekor, sedangkan kerbau 63 ribu ekor sehingga jumlah tersebut dinilai mampu mencukupi kebutuhkan masyarakat pada Idul Adha mendatang," katanya.

Sementara itu, ribuan sapi setiap hari terlihat mencari makan di tumpukan sampah yang ada di TPA Jatibarang Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Universitas Diponegoro Semarang menunjukkan sapi yang memakan sampah di TPA diketahui tercemar logam berat hingga melampaui ambang batas yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, termasuk badan kesehatan dunia.

Jenis logam berat yang terkandung dalam daging sapi yang digembalakan di TPA sampah Jatibarang tersebut adalah Mercury (Hg), Cadmium (Cd) dan Cobalt (Co). Residu logam berat terdapat pada semua daging maupun bagian-bagiannya seperti daging bagian paha, daging bagian punggung, hati, usus, dan darah.

Pencemaran produk-produk peternakan oleh logam berat dapat menimbulkan bahaya kesehatan pada manusia.

Efek gangguan logam berat terhadap kesehatan manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis yang dikonsumsi.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh keracunan logam berat antara lain anemia, gangguan pada berbagai organ tubuh dan penurunan kecerdasan, anak-anak merupakan golongan yang beresiko tinggi keracunan logam berat.

jumrahonline
 

Review Situasi: Tenda Tak Ber AC, Jamaah Haji Harus Siap Mental

Tenda Tak Ber AC, Jamaah Haji Harus Siap Mental
Menteri Agama Indonesia Lukman Hakim Syaifuddin pernah mengingatkan jamaah calon haji Indonesia agar siap mental ketika wukuf di Arafah pada pelaksanaan haji 2014 lalu. Selain cuaca yang panas, tenda dan fasilitas Arafah sangat minim dibandingkan di Mina.

Kondisi perkemahan di Mina, kata dia, jauh lebih baik karena disediakan alat penyejuk udara, air cooler, AC dengan air. Sementara di Arafah sama sekali tidak ada penyejuk udaranya. 


"Karenanya kepada seluruh jemaah haji harus benar-benar siap mental," kata Menag usai meninjau persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, pada Selasa 30 September tahun lalu.

Kondisi di Arafah, Menag melanjutkan, penuh dengan keterbatasan, serba minim. Namun untuk kebutuhan toilet di Arafah masih jauh lebih baik dibandingkan Mina. Di Arafah, jumlah toilet masih lebih banyak dan juga disediakan toilet-toilet baru yang bertingkat dengan kapasitas 36 pintu.

Sementara di Mina sangat terbatas, untuk kebutuhan satu maktab dengan jumlah jemaah 2.900-3.000 orang, toilet yang disediakan hanya 40 unit yang dibagi dua untuk jemaah laki-laki dan perempuan, masing-masing 20 unit. 


Dari tahun ke tahun masalah toilet ini selalu menjadi persoalan bagi jemaah karena selain ruang yang terbatas, wilayah itu menjadi kewenangan pihak pemerintah Arab Saudi bukan muassasah.

"Jadi tidak sepenuhnya muassasah bisa langsung melakukan perubahan fasilitas, baik di Arafah maupun di Mina. Namun kami sudah meminta muassasah memberi perhatian soal ini," kata dia.

Menag berjanji akan membicarakan masalah ini dengan pemerintah Saudi, agar di Mina bisa juga dibangun toilet bertingkat seperti halnya di Arafah. "Tidak ada pilihan lain, selain mencontoh di Arafah," kata dia.

Terkait persiapan Arafah lainnya, secara keseluruhan sudah dilakukan pihak muassasah meski ada beberapa yang belum dilengkapi, seperti karpet, lampu dan keran toilet yang belum terpasang.. "Kita bisa terima alasannya. Karena masih 2 hari akan dipasang di detik terakhir biar nggak kena angin dan debu," tutupnya.

jumrahonline

Haramkah Berbicara Saat Sedang Wudhu?

Haramkah Berbicara Ketika Sedang Wudhu?
Wudhu merupakan salah satu syarat sah dalam melakukan ibadah tertentu seperti sholat, thowaf, membaca Al Quran, dan masih banyak lagi. Namun didalam melaksanakan wudhu ada sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa berbicara ketika wudhu akan membatalkan wudhu. Sebenarnya apakah hal ini benar adanya? Untuk lebih jelas mari kita simak bahasan dibawah ini.

Dalam kenyataan sehari – hari memang sering terlihat banyak orang yang melakukan wudhu sambil berbincang. Bahkan anak kecil berwudhu sembari bermain. Padahal wudhu menjadi kunci pertama ibadah yang akan dikerjakan. Apabila wudhu seseorang tidak sempurna dan tidak sah menurut pandangan syariat Islam, maka ibadah seseorang pun menjadi tidak sah.

Dalam kitab I’anatuth Thalibin karangan Al-‘Allamah Asy-Syekh Al-Imam Abi Bakr Ibnu As-Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathiy Asy-Syafi’i, dijelaskan bahwa saat mengerjakan wudhu disunnahkan untuk tidak berbicara tanpa ada keperluan.

Namun jika tiba-tiba ada keperluan mendesak yang menjadikan seseorang diharuskan untuk berbicara maka berubah hukumnya menjadi wajib. Seperti misal ketika melihat seseorang yang buta dan akan jatuh ke dalam lubang, maka kita harus spontan memberitahunya meskipun dalam keadaan sedang berwudhu. Menyelamatkannya lebih utama.

Islam menganjurkan agar tidak berbicara ketika wudhu tentu disebabkan alasan tertentu. Bagaimanapun wudhu adalah salah satu rangkaian ibadah yang harus dikerjakan dengan penuh kekhusyuan, sungguh – sungguh dan hati- hati.

Apabila ada bagian yang terlewat sehingga tidak terbasuh air wudhu maka akibatnya fatal dan wudhu menjadi tidak sah. Oleh karena itu berwudhu lah dengan penuh ketenangan, konsentrasi yang tinggi, dan kekhusyuan. Agar kita bisa  beribadah dengan lancar tanpa terganggu sesuatu apapun.

jumrahonline

Melempar Jumroh Adalah Mengusir Setan. Benarkah?

Melempar Jumroh Adalah Mengusir Setan. Benarkah?
Melempar jumrah adalah satu kewajiban dalam haji yang harus dilakukan pada hari Id dan tiga hari tasyriq bagi orang-orang yang tidak ingin mempercepat pulang dari Mina, atau saat hari Id dan dua hari tasyriq bagi orang yang ingin mempercepat pulang dari Mina.

Adapun waktu melontar jumrah adalah setelah matahari condong ke barat seperti dilakukan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan dikuatkan dengan sabdanya, “Ambillah manasikmu dariku”. Karena itu tidak boleh mendahulukan melontar sebelum waktunya. Adapun mengakhirkannya karena kondisi terpaksa seperti berdesak-desakan, maka mayoritas ulama memperbolehkan karena mengqiyaskan dengan keadaan para penggembala.

Sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepada mereka melontar untuk hari Id setelah tengah malam Id dan menggabungkan melontar untuk dua hari tasyriq pada hari ke -12 Dzulhijjah.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa melempar jumrah sama halnya dengan melempar setan yang sedang diikat di tugu jamarot. Saking yakinnya dengan keyakinan ini, sampai-sampai mencari batu yang besar untuk melontar jumrah. Bahkan sampai ada yang melempar dengan sandal, sepatu, botol dan yang lainnya.

Anggapan ini ada benarnya juga; karena jika kita telusuri ternyata mereka berdalih dengan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma saat menceritakan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,

عن ابن عباس رضي الله عنهما رفعه إلى النبي ‘ قال :” لما أتى إبراهيم خليل الله المناسك عرض له الشيطان عند جمرة العقبة فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ، ثم عرض له عند الجمرة الثانية فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ، ثم عرض له عند الجمرة الثالثة فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ” قال ابن عباس : الشيطان ترجمون ، وملة أبيكم إبراهيم تتبعون


Dari Ibnu Abbas radhiyallallahu’anhuma, beliau menisbatkan pernyataan ini kepada Nabi, “Ketika Ibrahim kekasih Allah melakukan ibadah haji, tiba-tiba Iblis menampakkan diri di hadapan beliau di jumrah’Aqobah. Lalu Ibrahim melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah . Iblis itu menampakkan dirinya kembali di jumrah yang kedua.


Lalu Ibrahim melempari setan itu kembali dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah. Kemudian Iblis menampakkan dirinya kembali di jumrah ketiga. Lalu Ibrahim pun melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itu masuk ke tanah.”

Ibnu Abbas kemudian mengatakan,

الشيطان ترجمون ، وملة أبيكم إبراهيم تتبعون

” Kalian merajam setan, bersamaan dengan itu (dengan melempar jumrah) kalian mengikuti agama ayah kalian Ibrahim.”

Dari sisi sanad riwayat di atas tidak ada masalah; status sanadnya shahih. Kisah di atas diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim, beliau berdua menshahihkan riwayat ini.

Hanya saja orang-orang keliru dalam memahami perkataan Ibnu Abbas di atas. Menurut mereka makna “merajam” dalam perkataan tersebut adalah melempari setan secara konkrit. Artinya saat melempar jumrah, setan benar-benar sedang terikat di tugu jumroh dan merasa tersiksa dengan batu-batu lemparan yang mengenai tubuhnya.

Padahal bukan demikian yang dimaksudkan oleh Ibnu Abbas dalam perkataan beliau. Merajam setan disini tidak dimaknai makna konkrit, akan tetapi yang benar adalah makna abstrak. Artinya setan merasakan sakit dan terhina bila melihat seorang mukmin mengingat Allah dan taat menjalankan perintah Allah. Dalam pernyataan Ibnu Abbas diungkapkan dengan istilah “merajam setan”. Demikianlah yang dimaksudkan Ibnu Abbas dalam perkataannya tersebut.

Jadi, Hikmah melempar jumroh ini adalah sebagai perwujudan ketaatan kita kepada Allah SWT. Seperti yang diceritakan diatas, bahwa Nabi Ibrahim melempar batu ke arah setan agar mereka tidak menghalanginya untuk melaksanakan perintah Allah. 


Dengan melempar jumrah artinya kita telah meniru sikap Nabi Ibrahim yang menyingkirkan segala godaan saat hendak melakukan perintah Allah. Wallahu A'lam.
jumrahonline

Inilah Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Inilah Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Alhamdulillah, Hari ini kita telah memasuki bulan Dzulhijjah. bulan yang istimewa karena di bulan ini dilaksanakan ibadah yang sangat mulia. yaitu ibadah Haji.
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan hari yang sangat utama. Setidaknya ada 5 keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Berikut adalah lima keutamaan itu:

1. Waktu yang paling agung dan dicintai Allah

10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang paling agung, paling utama, dan paling dicintai Allah Subhanahu wa Taala untuk manusia beramal di dalamnya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:


 "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih disukaiNya untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana 10 hari ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah). Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid." (HR. Ahmad)

Bahkan dalam riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah, disebutkan keutamaan beramal pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah setara dengan jihad fi sabilillah yang membuat seorang mujahid syahid dan hartanya habis di jalan Allah.

"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits senada juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad)

2. Waktu yang mulia dan barakah

 
Sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang yang mulia dan barakah. Bukti kemuliaan ini adalah sumpah Allah Taala dalam Al-Quran:

"Demi fajar, dan malam yang sepuluh" (QS. Al-Fajr: 1-2)

Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Ath Thabari menjelaskan:"Wa layaalin asr (dan malam yang sepuluh) adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli tafsir."

Dalam Tafir Quranil Adhim, Ibnu Katsir juga menjelaskan hal yang sama.

"Dan malam-malam yang sepuluh," terangnya, "adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan sejumlah ulama salaf dan khalaf."

3. Di dalamnya ada hari Arafah

Salah satu keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah, di dalamnya ada hari arafah. Yakni pada 9 Dzulhijjah.

Pada hari arafah, jamaah haji diwajibkan melakukan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Sedangkan bagi umat Islam yang tidak sedang menjalankan ibadah haji disunnahkan melakukan puasa arafah. Keutamaan puasa arafah ini adalah bisa menghapus dosa selama dua tahun; satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.

"Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, "Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya" (HR. Muslim)

4. Haji dilaksanakan di waktu itu

Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah menjadi demikian istimewa karena ibadah haji dilakukan di waktu itu. Sebagian besar rukun haji dikerjakan pada tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijjah yang merupakan bagian dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Sedangkan sebagian rukun lainnya dikerjakan pada hari tasyrik yakni tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Haji merupakan rukun Islam kelima. Di antara rukun Islam, bisa dikatakan haji merupakan ibadah yang paling berat. Sebab haji menggabungkan aspek ruhiyah, jasadiyah dan maliyah. Haji membutuhkan kekhyusuan dalam mengerjakannya, membutuhkan fisik yang sehat dan juga biaya yang tidak sedikit.

5. Berkumpulnya induk-induk ibadah

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah berkumpulnya induk-induk ibadah pada waktu itu. Sebab inilah yang menjadikan 10 hari pertama bulan Dzhulhijjah begitu istimewa.

Selain haji, pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga disunnahkan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, shalat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah, memperbanyak sedekah, memperbanyak dzikir, memperbanyak tahlil-tahmid-takbir, memperbanyak tilawah, dan seluruh amal shalih lainnya.
"Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih disukaiNya untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana 10 hari ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid." (HR. Ahmad)

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan: "Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain."

Demikian lima keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dengan mengetahuinya, semoga kita semakin termotivasi untuk memperbanyak amal ibadah di hari-hari tersebut.

jumrahonline

Ketika Daging Kurban Hanya Menumpuk di Perkotaan

Menurut Guru Besar Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Azyumardi Azra kepada KOMPAS.com, ibadah kurban, sesuai dengan kandungan maknanya, juga bertujuan membuat seseorang lebih qarib atau dekat dengan Tuhan sekaligus dengan manusia lain. Hewan sembelihan kurban bertujuan mendekatkan ikatan batin antara orang berharta dan tak berpunya.

Hal senada diungkapkan Pengamat Sosial Universitas Sumatera Utara (USU) Yos Rizal. Ia mengatakan, nilai sosial yang terkandung dalam ibadah berkurban tak ternilai harganya.

"Sukarela dan ikhlas mengeluarkan sebagian harta untuk berkurban merupakan wujud mensyukuri nikmat Allah yang diberikan pada kita. Untuk itu, sifat ini haruslah terus didorong agar umat Islam menyadari akan arti penting dan makna berkurban," ucapnya.

Bukan sekadar penggugur kewajiban

Sementara itu, saat dihubungi redaksi pada Rabu (16/09/15), Nazhori Author, salah satu pengurus Lazismu mengungkapkan, arti "mendekatkan" dalam kata kurban tidak akan terjadi jika manfaatnya tidak diterima oleh si penerima. Karena, menurutnya, tujuan dasar berkurban adalah ingin memberi makna kepada mereka yang membutuhkan.

"Bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja," tutur Nazhori. Hal itu sebenarnya sudah disadari oleh sebagian orang, terutama mereka yang berniat berkurban namun tinggal di kawasan jauh dari kantong kemiskinan. Namun ini, seperti diungkapkan Direktur Utama Lazismu M Khoirul Muttaqin, menjadi dilema bagi mereka.

"Melihat pengalaman lalu, mereka (partisipan kurban) bingung mau didistribusikan ke mana kurbannya, karena di kota-kota besar sudah menumpuk," ujar Khoirul.

Karena itu sejak 2010, Lazismu giat menjadi penyambung antara orang-orang yang ingin berkurban dan para penerima dari kaum kurang mampu. Dalam pelaksanaanya, lembaga filantropi ini memanfaatkan 114 jejaring di seluruh Indonesia. Mereka bertugas memetakan lokasi, menggalang dana, dan melaksanakan kurban di daerah-daerah.

Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan ribuan relawan dari komunitas-komunitas untuk mendistribusikan hewan kurban ke pelosok negeri. Mereka biasanya berasal dari komunitas pelajar, mahasiswa, pemuda, komunitas hobi, profesional, bahkan kelompok pengajian.

"Kami memang menargetkan distribusi kurban ke kawasan-kawasan padat penduduk, kumuh, daerah pinggiran, terbelakang, dan daerah yang mengalami bencana," kata Nazhori.

Tantangan saat "blusukan"

Tahun lalu, saat menyambangi Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Koordinator Lazismu Daerah Lembata Jufri Bin Daud Hobamatan mengaku tak akan melupakan pengalamannya. Menurut Jufri, warga setempat belum pernah menikmati kurban sapi.

Ia menceritakan, memesan sapi bukanlah hal mudah di Pulau Lembata. Rata-rata sapi dipesan langsung dari peternakan milik warga yang pemeliharaannya masih tradisional. Karena itu, agar mendapatkan hewan kurban sehat dan berkualitas, sapi harus dipesan jauh-jauh hari.

Tak hanya masalah sapi. Akses jalan ke enam desa di sana masih terbilang minim karena lokasinya terpencil dan jauh. Jalan terjal berbatu sepanjang perjalanan pun harus dihadapi Jufri dan panitia. Ketika sampai di sana, Jufri melihat keadaan warga cukup memprihatinkan.

"Karena musim kemarau panjang, sebagian besar lahan pertanian warga dilanda kekeringan sehingga mereka harus kerja serabutan," katanya.

"Terus terang mereka sangat senang karena baru kali ini ada kurban sapi. Harapan mereka mudah-mudahan tahun depan ada lagi," kata Jufri.

Saat itu, sebanyak enam ekor sapi telah didistribusikan. Dengan jumlah ini, sekitar 1.200 Kepala Keluarga (KK) bisa menikmati santapan daging sapi.

kompas.com

Bencana Saat Wukuf Diantisipasi

Bencana Saat Wukuf Diantisipasi
PEMERINTAH menyiapkan strategi antisipasi bencana seperti hujan lebat serta badai angin dan pasir pada puncak ibadah haji yakni wukuf di Arafah, Arab Saudi.
 

"Kita harus antisipasi perubahan cuaca yang sangat ekstrem," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di sela-sela kunjungan kerja ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Mekah, kemarin.

Pihaknya, kata Menag, akan berkoordinasi secara intensif dengan pihak otoritas di Arab Saudi untuk membuat strategi khusus mengantisipasi perubahan cuaca yang ekstrem di negara tersebut pada puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). "Strateginya akan kami siapkan dalam waktu dekat ini," kata Lukman.

Ia mengimbau seluruh petugas dan jemaah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan atas sesuatu yang tidak dinginkan tersebut, mengingat perubahan cuaca di Arab Saudi sangat ekstrem menjelang pergantian musim semi.

Kekhawatiran Menag tersebut beralasan mengingat beberapa waktu lalu hujan lebat yang disertai angin kencang menyebabkan alat berat untuk perluas-an Masjidil Haram roboh yang mengakibatkan ratusan calon haji dari berbagai negara meninggal dunia pada Jumat (11/9).


Hingga kemarin, 10 calon haji Indonesia dipastikan meninggal dunia serta 41 orang luka berat dan ringan. Dari jumlah yang terluka itu, 18 orang sudah kembali ke pemondokan masing-masing dan sisanya 23 orang masih dirawat di sejumlah rumah sakit milik pemerintah Arab Saudi.


Tiga jenazah yang dapat diidentifikasi kemarin ialah calon haji asal Indonesia, yaitu Sriyana Marjosihono, No Paspor B1188078, Kloter 27 Embarkasi Solo (SOC 27); Masadi Saiman Tarimin, No Paspor V222619, Kloter 38 Embarkasi Surabaya (SUB 38); dan Siti Rukayah Abdu Samad, No Paspor A2714350, Kloter 39 Embarkasi Surabaya (SUB 39).
Insiden crane di Masjidil Haram membuat suasana pelepasan 444 calon haji di Cimahi, Jawa Barat, kian mengharukan.

"Semoga Ibu sehat dan lancar selama beribadah. Kalaupun takdir berkata lain, kami ikhlas," ucap seorang perempuan berjilbab saat melepas ibunya naik ke bus.

Terkait dengan insiden crane, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menilai diperlukan investigasi yang terbuka. "Ini juga kan bisa menjadi pelajaran ke depannya, khususnya bagi pemerintah Arab Saudi dan umumnya dunia agar baik dalam mempersiapkan rencana proyek pembangunan, terlebih ketika waktu banyak orang di sekitar proyek," ujar dia.

mediaindonesia.com

Musibah di Masjidil Haram Bukan Takdir Semata

Musibah di Masjidil Haram Bukan Takdir Semata
MUSIBAH bisa bersumber dari alam, bisa pula berasal dari kelalaian manusia. Kita semestinya menyikapi dan menghadapi dua jenis musibah itu secara berbeda pula.

Sebagian dari kita sering menyebut musibah yang datang dari alam sebagai takdir. Kita umumnya menerimanya dengan lapang dada, penuh keikhlasan, dan kepasrahan.

Namun, kita tak boleh pasrah menghadapi musibah yang diakibatkan kelalaian manusia. Kita boleh menuntut mereka yang karena kelalaiannya menyebabkan suatu musibah terjadi.

Terhempasnya crane ke lantai Masjidil Haram dan menyebabkan lebih dari 100 jemaah haji tewas dan lebih dari 200 lainnya luka-luka pada Jumat (11/8) jelas musibah yang diakibatkan kelalaian manusia. Sebagian korban tewas dan luka-luka itu ialah jemaah haji dari Indonesia.


Betul bahwa badai dan hujan lebat yang datang tiba-tiba yang menjadi penyebab jatuhnya crane. Namun, pertanyaannya, mengapa crane masih terpasang ketika musim haji tiba, ketika para jemaah haji sudah berdatangan ke Masjidil Haram?

Ada sekitar 15 crane untuk pengerjaan proyek perluasan area masjid hingga 400 ribu meter persegi agar nantinya bisa menampung 2,2 juta jemaah haji sekaligus.

Tidak bisa dimaklumi sikap pemerintah Saudi yang ingin mengejar target penyelesaian proyek perluasan Masjidil Haram, tetapi mengabaikan keselamatan jemaah. Insiden itu merupakan perpaduan dari kelalaian manusia dan kemelesetan kalkulasi dalam manajemen proyek, kecerobohan teknis, hingga faktor alam.

Siapa pun tidak bisa menumpahkan kesalahan pada kondisi cuaca semata, apalagi menyebut tragedi tersebut merupakan sebuah takdir semata yang harus diterima dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan. Oleh karena itu, kita tak boleh pasrah menghadapi musibah crane Masjidil Haram itu. Kita menuntut pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas kecelakaan itu.

Sekurang-kurangnya ada tiga bentuk tanggung jawab pemerintah Arab Saudi. Pertama, menginvestigasi kecelakaan tersebut.

Kedua, menghukum siapa pun yang bertanggung jawab atas musibah tersebut. Ketiga, memberi ganti rugi kepada keluarga korban baik yang tewas maupun luka-luka.

Keluarga korban tentu tidak memiliki akses langsung untuk menuntut tanggung jawab Arab Saudi. Negaralah, atas nama rakyat jemaah calon haji, yang mesti meminta pertanggungjawaban pemerintah Arab Saudi.

Di masa depan, pemerintah Arab Saudi dituntut untuk meningkatkan keselamatan dan  kenyamanan bagi jemaah haji. Pasalnya, bukan kali ini saja tragedi terjadi di saat musim haji. Delapan kejadian yang juga merenggut nyawa manusia telah terjadi sebelumnya.

Insiden paling fatal terjadi ketika jemaah haji berdesakan di terowongan Mina. Sebanyak 1.426 orang meninggal pada peristiwa 1990. Lalu, pada 1997, tak kurang dari 340 jemaah haji meninggal akibat kebakaran di perkampungan tenda di Mina.

Dari berbagai kejadian memilukan itu jelas terlihat bahwa pengelolaan haji oleh pemerintah Arab Saudi perlu dibenahi, terutama soal kenyamanan dan keselamatan. Arab Saudi memang memiliki posisi tawar kuat karena ibadah haji hanya bisa diselenggarakan di negaranya.

Namun, negara-negara pengirim jemaah haji, khususnya Indonesia, tak boleh tinggal diam. Mereka harus mendesak, bahkan bila perlu bekerja sama dengan pemerintah Arab Saudi untuk merumuskan kualitas pelayanan ibadah haji yang menyangkut semua aspek pemanusiaan manusia.

mediaindonesia.com

Rekaman Video Saat Crane Jatuh di Masjidil Haram

Rekaman Video Saat Crane Jatuh di Masjidil Haram
Video yang berdurasi sekitar 0:51 detik itu kabarnya diambil dari rekaman CCTV yang ada di Masjidil Haram Makkah.

Sesaat setelah alat berat crane tersebut roboh, para jamaah langsung berlarian dan sangat panik. Terdengar suara yang sangat keras seperti sebuah dentuman bom. di bagian akhir video yang sangat memilukan itu terlihat sebagian jamaah haji terhantam benda-benda material dan pecahan crane. Allah Kariim..
Rekaman Video CCTV ke 1



Rekaman Video CCTV ke 2



Inna Lillahi.. Begini Rekaman CCTV Masjidil Haram Saat Crane Jatuh

Begini Rekaman CCTV Masjidil Haram Saat Crane Jatuh
Sebuah video yang bersumber dari Youtube memperlihatkan detik-detik ketika crane raksasa yang ada di masjidil haram jatuh. Alat berat tersebut kemudian mengenai bangunan masjid yang dibawahnya terdapat beberapa jamaah haji yang sedang duduk dan lalu lalang dibawahnya.

Video yang berdurasi sekitar 0:51 detik itu kabarnya diambil dari rekaman CCTV yang ada di Masjidil Haram Makkah.

Sesaat setelah alat berat crane tersebut roboh, para jamaah langsung berlarian dan sangat panik. Terdengar suara yang sangat keras seperti sebuah dentuman bom. di bagian akhir video yang sangat memilukan itu terlihat sebagian jamaah haji terhantam benda-benda material dan pecahan crane. Allah Kariim..

Klik disini untuk melihat videonya 

(peringatan: video ini tidak untuk konsumsi anak-anak)

Kemenag Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 24 September 2015

Kemenag Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 24 September 2015
Sidang isbat yang digelar Kementerian Agama pada Minggu (13/9/2014) malam menetapkan bahwa awal Dzulhijah 1436 Hijriah pada Selasa (15/9) lusa. Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Machasin saat jumpa pers di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

"Tidak ada satu pun yang bilang hilal bisa dilihat, dari Papua hingga Aceh. Tahun ini kita menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada Selasa,15 September 2015," ujar Machasin di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Minggu malam.

Dengan demikian, pemerintah memutuskan bahwa 10 Dzulhijjah 1436 H atau Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis (24/9).

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tidak hadir dalam konferensi pers tersebut. Menurut Machasin, Lukman sedang berada di Arab Saudi memantau korban jatuhnya crane di Masjidil Haram.

Selain pemerintah, Muhammadiyah telah memutuskan 1 Dzulhijjah 1436 H jatuh pada Senin (14/9/2015) karena hilal telah nampak berada di atas garis horizon. Pemerintah belum dapat menentukan adanya pergantian bulan jika posisi hilal belum berada di atas 2 derajat.

Hal ini berbeda dengan Islam Muhammadiyah yang menetapkan Idul Adha 2015 jatuh pada Rabu, 23 September 2015 berdasarkan metode hisab.

Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijjah 1436 H pada hari Senin, 14 September 2015. Menurutnya hilal telah Nampak berada di atas garis horizon.

Sedangkan menurut Pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Timur menerangkan bahwa Idul Adha 2015 berbeda disebabkan irtifak (ketinggian hilal) hampir semuanya 0.

Perbedaan penghitungan ahli hisap mencapai -0,17 sampai 27 derajat sehingga menimbulkan perbedaan. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Rukyatul Hilal PWNU Jawa Timur, HM. Sgoleh Hayat.

Ketinggian hilal tersebut sesuai dengan kitab atau system Irsyadul Murid, Tsamaratul Fikr, dan Ad Darrul Aniq. Sedangkan system atau kitab lainnya menerangkan ketinggian hilal berada 0,03 sampai 26 derajat.

Dengan begitu bulan Dzulqo’dah digenapkan menjadi 30 hari. Sehingga 1 Zhulhijjah jatuh pada tanggal 15 September 2015. Untuk Idul Adha 2015 jatuh tanggal 24 September 2015. Untuk tahun ini Idul Adha sedikit berbeda karena ada sebagian umat Islam merayakan pada tanggal 23 September 2015.

jumrahonline

Cuaca Buruk Diprediksi Masih Selimuti Mekkah Sampai Selasa

Cuaca Buruk Diprediksi Masih Selimuti Mekkah Sampai Selasa
Cuaca ekstrem yang menyelimuti Makkah beberapa hari terakhir diprediksi masih akan berlangsung sampai Selasa (15/9/2015). Sebuah peringatan telah dikeluarkan mengenai hal itu.

Badan Meteorologi dan Lingkungan Arab Saudi (PME), menyebutkan peringatan cuaca buruk itu telah dikeluarkan pada hari Kamis (10/9/2015). Sehari sebelum terjungkalnya crane di Masjidil Haram.

"Langit berawan dan petir menyambar disertai angin berkecepatan 50 km per jam yang membawa debu diprediksi akan terjadi hingga beberapa hari ke depan," ujar juru bicara PME, Hussein Al-Qahtani seperti dikutip media setempat yang dilansir arabnews.com, Minggu (13/9/2015).


Al-Qahtani menambahkan kecepatan angin di Makkah tercatat sekitar 60 km per jam pada saat kejadian crane jatuh di hari Jumat. Selain itu, hujan dan guntur juga terjadi saat itu.

"PME telah memberikan peringatan dini mengenai cuaca buruk. Informasi itu tersedia terutama kepada beberapa institusi di area berbeda di Kerajaan secara rutin dan setiap kali situasi menjamin hal tersebut," pungkas Al-Qahtani. 

detik.com

Hampir Semua Jemaah Meninggal Dimakamkan di Tanah Suci

Hampir Semua Jemaah Meninggal Dimakamkan di Tanah Suci
Kecelakaan jatuhnya crane yang menimpa sejumlah jemaah haji di Masjidil Haram menghasilkan korban jiwa yang tidak sedikit. Seratus tujuh orang dikabarkan meninggal dunia dan enam di antaranya merupakan warga negara Indonesia.

Masalah pemakaman terhadap para korban meninggal pun menjadi pembahasan setelah jasad mereka teridentifikasi. Namun begitu, kemungkinan para korban dimakamkan di Indonesia sangatlah kecil.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri Indonesia Iqbal Lalu Muhammad mengungkapkan bahwa hampir semua WNI yang meninggal di Arab Saudi akan dimakamkan di sana.
.
"Hampir semua dimakamkan di tanah suci dan pemakamannya sangat sederhana," kata Iqbal kepada wartawan, Sabtu (12/9). Meski begitu, Iqbal mengungkap tidak tertutup kemungkinan bahwa ada pihak keluarga yang meminta jenazah kerabatnya dipulangkan ke Indonesia. Namun diakui Iqbal hal tersebut sangat jarang terjadi.


"Itu sangat langka mas, dalam lima tahun terakhir sepertinya tak ada (yang minta dipulangkan)," ujarnya.

Sebagai perbandingan, Iqbal pun memberikan data perihal WNI yang meninggal di Tanah Suci terhitung pada 2010 hingga 2014 lalu.

Di 2010, atau tahun 1431 H, jemaah Indonesia yang meinggal ada 418 jiwa. Angka tersebut bertambah setahun setelahnya, 2011 atau 1432 H, menjadi 493 jiwa.

Sementara di 2012 atau 1433 H, jumlah WNI yang meninggal ada 427 jiwa. Pada 2013 atau 1434 H, angka tersebut menurun hingga ke angka 263 jemaah yang meninggal dunia di Arab Saudi.

"Sedangkan tahun lalu, 1435 H, jumlah WNI yang meninggal adalah 297 jemaah," kata Iqbal.

Berdasarkan sebuah video amatir yang diunggah ke YouTube, alat berat itu bergoyang dan jatuh karena kondisi Mekkah saat itu dilanda badai angin dan hujan deras.

Jatuhnya alat berat menimbulkan debuman keras disusul teriakan panik dari orang-orang. Alat berat yang jatuh merupakan bagian pembangunan Masjidil Haram yang belum tuntas.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mendapatkan informasi tambahan perihal warga negara Indonesia yang meninggal di Masjidil Haram pasca kecelakaan yang terjadi di sana pada Jumat sore (11/9) waktu setempat. Sebelumnya Iqbal mengatakan bahwa jumlah korban tewas bertambah empat orang.

Empat nama yang masuk daftar wafat adalah Painem Dalio Abdullah, Saparini Baharuddin Abdullah, Nurhayati Rasad Usman, dan Ferry Mauluddin Arifin Dulhai. Namun begitu, kepastian penyebab kematian keempat orang tersebut masih belum bisa dipastikan apakah akibat tertimpa crane yang jatuh di sekitar Masjidil Haram atau bukan.

Sebelum ada tambahan empat korban meninggal, pemerintah mengkonfirmasi bahwa korban tewas yang merupakan warga negara Indonesia berjumlah dua orang, yaitu Siti Rasti Darmini dan Masnauli Sijuadil Hasibuan. Rasti merupakan warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat sedangkan Masnauli berasal dari Medan.

Secara keseluruhan, korban meninggal akibat kecelakaan di Masjidil Haram hingga saat ini berjumlah 107 orang. Sementara untuk korban luka berat ataupun ringan sudah menyentuh angka 238 jiwa. khusus untuk korban luka WNI yang berjumlah 31 orang, sebagian besar dari mereka saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi.

Petugas menyampaikan, Masjidil Haram akan diperluas sekitar 400 ribu meter persegi agar lebih layak menampung 2,2 juta orang yang beribadah bersamaan.

cnnindonesia.com

Santunan Rp37 Juta untuk Korban Tewas dalam Insiden di Mekkah

Santunan Rp37 Juta untuk Korban Tewas dalam Insiden di Mekkah
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kementerian Agama Abdul Jamil mengataka,n pemerintah segera menyalurkan dana santunan untuk keluarga korban jemaah haji yang tewas akibat kecelakaan crane di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Jumat lalu (11/9).

“Asuransi, setiap jemaah haji yang meninggal akan mendapat Rp 37 juta. Dana yang ini akan kami salurkan secepatnya," kata Abdul saat berbincang pada wartawan, Jakarta, Sabtu (12/9).

Abdul mengatakan, dana ini akan disalurkan segera setelah urusan hal administrasi dirampungkan. Hingga saat ini, Kementerian Agama menerima konfirmasi bahwa 33 WNI menjadi korban kejatuhan crane, dua di antaranya tewas dan 31 masih dirawat di rumah sakit serta balai pengobatan di Arab Saudi.

Abdul juga belum berani mengonfirmasi mengenai informasi empat WNI lainnya yang juga menjadi korban tewas dalam insiden tersebut. "Sejauh ini kami belum menerima nama, jadi kami belum bisa memastikan akan berita tersebut. Pemerintah masih mencoba mencari di rumah sakit terkait, karena belum semua rumah sakit berhasil diidentifikasi," kata Abdul.

Abdul mengatakan, keluarga korban di Indonesia yang ingin mencari informasi soal kondisi jemaah haji dapat menghubungi call centre di 966543603154. "Kami tak membuka posko, karena kami sudah buka (call) line di Mekkah," ujarnya.

Korban Luka Disantuni


Berdasarkan pernyataan yang dilansir situs Kementerian Agama, korban luka yang mengalami cacat fisik juga akan diberi santunan sesuai ketentuan asuransi yang melekat pada para jemaah haji. “Mudah-mudahan mereka segera pulih kembali kesehatannya.”

Saat ini, para korban jatuhnya crane tersebut sudah dilarikan ke rumah sakit. “Pemerintah Saudi Arabia telah dengan seksama melakukan tindakan pengobatan dengan membawa para korban ke sejumlah rumah sakit. Kita melihat di RS Annoor sudah ditangani para tenaga medis yang professional,” demikian pernyataan resmi Kementerian Agama.

cnnindonesia.com
 

Kondisi Membaik, 10 Jemaah Indonesia yang Terluka Kembali ke Kloter

Kondisi Membaik, 10 Jemaah Indonesia yang Terluka Kembali ke Kloter
Sebanyak 41 orang jemaah haji Indonesia terluka karena peristiwa crane terjungkal di Masjidil Haram. 10 orang di antaranya sudah membaik kondisinya dan diizinkan pulang kembali ke kloternya.

Berikut 10 orang jemaah yang sudah kembali ke kloter seperti disampaikan Kepala Daker Makkah, Arsyad Hidayat, dalam jumpa pers di Mekkah, Minggu (13/9/2015).


1. Suji Syarbaini Irono (BTH 14)
2. Teti Herawati Mad Saleh (JKS 05)
3. Apip Sahroni Rohman (JKS 05)
4. Emmiwaty Janahar Saleh (MES 08)
5. Nur Baik Nasution (MES 09)
6. Ali Sabri Selamun (PDG 07)
7. Endang Kaswinarni Poerwomarton (SOC 46)
8. Eniwaty Muhammad Syarif (BTH 01)
9. Dewi Laila Mufida (MES 08)
10. Nuruddin Baasith Sujiyono (SUB21)
                                                                                                                                                                       
Arsyad mengatakan 30 jemaah haji Indonesia masih menjalani perawatan di 5 RS Arab Saudi. Sedangkan 1 orang jemaah dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).

Sedangkan untuk korban wafat berjumlah 7 orang, mereka adalah:

1. Iti Rasmi Darmini asal kloter JKS 23
2. Masnauli Sijuadil Hasibuan asal kloter MES 09
3. Painem Dalio Abdullah asal kloter MES 8
4. Saparini Baharuddin Abdullah asal kloter MES 8
5. Nurhayati Rasad Usman asal kloter PDG 4
6. Ferry Mauludin Arifin asal kloter JKS 12
7. Adang Joppy Lili asal kloter JKS 16

detik.com

Raja Arab Saudi Sediakan Kendaraan Khusus bagi Jemaah Haji yang Terluka

Raja Arab Saudi Sediakan Kendaraan Khusus bagi Jemaah Haji yang Terluka
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis menginstruksikan agar jemaah haji yang terluka karena insiden crane terjungkal di Masjidil Haram mendapatkan fasilitas khusus. Fasilitas khusus itu berupa kendaraan khusus agar memudahkan jemaah tetap bisa melaksanakan ibadah haji.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Hamad Al-Dhuwailea yang mendampingi Raja Salman saat mengunjungi para korban di rumah sakit-rumah sakit di Makkah pada hari Sabtu waktu setempat. Demikian dilansir dari Saudi Gazette, Minggu (13/9/2015).


Al-Dhuwailea menyebutkan instruksi Raja Salman yaitu agar kendaraan khusus yang digunakan berasal dari Kementerian Kesehatan. Nantinya kendaraan itu harus disediakan dengan tim medis yang terlatih.

Namun tidak disebutkan secara jelas kendaraan khusus yang dimaksud seperti apa.

Peristiwa crane terjungkal di Masjidil Haram pada Jumat lalu menyebabkan ratusan jemaah meninggal dunia dan luka-luka. Dari jemaah Indonesia sendiri ada 7 orang yang meninggal dunia dan 41 orang luka-luka.

detik.com

Bertambah, Korban WNI Meninggal Akibat Insiden di Mekkah

Bertambah, korban WNI meninggal akibat insiden di Mekkah
Jumlah korban meninggal asal Indonesia akibat insiden jatuhnya katrol di Masjidil Haram, Mekah, bertambah menjadi enam orang. Kepastian tersebut dikemukakan Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Sharif Shahab.

“Warga negara Indonesia yang meninggal akibat insiden crane telah mencapai enam orang. Apabila diakumulasikan dengan korban cedera, seluruh korban berjumlah 37 orang,” ujar Sharif kepada wartawan.

Sebelumnya, dua korban meninggal asal Indonesia diketahui berasal dari embarkasi Medan (MES 09) dan embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 03).

Adapun tambahan empat korban meninggal terdiri dari dua orang dari embarkasi Medan, seorang dari embarkasi Padang, dan seorang lainnya dari embarkasi Jakarta-Bekasi.

Penyebab

Untuk meninjau skala kerusakan dan tingkat keselamatan di sekitar Masjidil Haram, Gubernur wilayah Mekah, Pangeran Khalid al-Faisal, memerintahkan digelarnya investigasi.

Namun, Direktur Jenderal Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi, Suleiman bin Abdullah al-Amr, mengklaim bahwa angin kencang ialah penyebab jatuhnya katrol yang menimpa Masjidil Haram di Mekah sehingga menewaskan sedikitnya 107 orang, pada Jumat (11/09).

Menurutnya, angin saat itu berkecepatan 83 km/jam diikuti hujan deras yang merubuhkan pohon dan rambu-rambu jalan.

Saat diwawancarai stasiun televisi Al-Arabiya, Al-Amr juga membantah laporan yang menyebutkan petir telah menghantam katrol sampai alat itu ambruk.

Angin kencang

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, angin yang bertiup di kawasan Masjidil Haram sebelum katrol ambruk memang amat kencang.

Dave Ariant Yusuf, seorang pembimbing ibadah haji sebuah biro perjalanan asal Indonesia, menyaksikan bagaimana angin menyebabkan plastik, kardus, dan beragam sampah beterbangan hingga mencapai ketinggian lantai enam kamar hotel tempat dia menginap. Hotel itu terletak sekitar 50 meter dari halaman Masjidil Haram.

“Langit menjadi gelap. Tiupan angin sangat kencang dan tiba-tiba jendela kamar hotel bergetar. Hujan lalu turun sangat deras dan bertahan sampai 30 menit. Kemudian mendadak ada bunyi dentuman keras. Belakangan saya tahu bahwa itu adalah bunyi saat crane jatuh,” kata Dave.

Keselamatan

Lepas dari faktor cuaca, Irfan Al-Alawi dari Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di Mekah, mengatakan pemerintah Arab Saudi seharusnya memikirkan keselamatan warga dan calon haji mengingat terdapat 15 katrol besar di sekeliling Masjidil Haram.

“Seluruh kawasan (masjid) seperti area konstruksi. Arab Saudi harus memikirkan ulang strategi keselamatan dan kesehatan lantaran ada 800.000 orang di kawasan masjid saat insiden berlangsung,” kata Al-Alawi.

Al-Alawi ialah salah seorang cendekiawan yang lantang mengkritik pembangunan di sekitar kawasan Masjidil Haram. Menurutnya, pembangunan itu menghancurkan jejak-jejak nyata semasa Nabi Muhammad hidup.

Konstruksi tersebut memperluas area di sekitar Masjidil Haram hingga 400.000 meter per segi sehingga bisa menampung 2,2 juta orang sekaligus.

bbcindonesia.com

Daftar Nama Jemaah Haji Indonesia Korban Insiden di Mekkah

Kementerian Agama merilis identitas para korban meninggal dunia dan luka-luka akibat jatuhnya alat berat crane di Masjidil Haram pada Jumat sore (11/9) waktu setempat akibat badai kencang yang melanda Mekkah.

Selain nama, Kementerian Agama juga mengungkap nomor paspor dan kloter pada korban.


Saat ini tercatat 33 jemaah asal Indonesia yang jadi korban, dua di antaranya meninggal dunia. Sementar yang lain luka-luka dan sedang dirawat di rumah sakit.


Berikut daftar korban meninggal dunia seperti dikutip dari detikcom:

1. SITI RASTI DARMINI, No. Paspor: B0716645, Kloter: JKS – 023 (Keterangan: Wafat)
2. MASNAULI SIJUADIL HASIBUAN, No. Paspor: B1061545, Kloter: MES – 009 (Wafat)

Berikut daftar korban luka:

3. SUJI SYARBAINI IRONO, No Paspor: B1306321, Kloter: BTH – 014 (dirawat BPHI Makkah)
4. ERNAWATI MUHAMMAD SAAD, No. Paspor A4761751, Kloter: BTH – 001 (dirawat di RSAS)
5. KURSIA NANTING LEMBONG, No. Paspor B0507644, Kloter: BTH – 017 (dirawat di RSAS)
6. NASRIAH BINTI MUHAMMAD ABDURRAHMAN, No Paspor: B1175082, Kloter: BTJ – 001, (dirawat di RSAS)
7. ARDIAN SUKARNO EFFIEN, No. Paspor: B0907275, Kloter: JKG – 007, (dirawat di RSAS)
8. TETI HERAWATI MAD SALEH, No. Paspor: B0941422,  Kloter: JKS – 005, (dirawat di RSAS)
9. APIP SAHRONI ROHMAN, No. Paspor: B0941479, Kloter: JKS – 005, (dirawat di RSAS)
10. EMMIWATY JANAHAR SALEH, No Paspor:  B1354467, Kloter: MES – 008, (dirawat di RSAS)
11. NUR BAIK NASUTION, No. Paspor: B1061239, Kloter: MES – 009, (dirawat di RSAS)
12. SOPIAH TAIZIR NASUTION, No. Paspor: A6773447,  Kloter: MES – 009, (dirawat di RSAS)
13. TRI MURTI ALI, No. Paspor:  B0396519, Kloter: PDG – 003, (dirawat di RSAS)
14. ZULFITRI ZAINI HAJI, No. Paspor: A3910753, Kloter: PDG – 003, ( dirawat di RSAS)
15. ZALNIWARTI MUNAF UMMA, No. Paspor: B0393772, Kloter: PDG – 004, (dirawat di RSAS)
16. ALI SABRI SELAMUN, No. Paspor: B0785804, Kloter: PDG – 007, (dirawat di RSAS)
17. UMI DALIJAH AMAT RAIS, No. Paspor B0957604, Kloter: SOC – 024, (dirawat di RSAS)
18. ENDANG KASWINARNI POERWOMARTON, No. Paspor: B1107076, Kloter: SOC – 046, (dirawat di RSAS)
19. DJUMALI JAMARI SETRO WIJOYO, No. Paspor: B1496896, Kloter: SOC – 052, (dirawat di RSAS)
20. MURODI YAHYA KASANI, No. Paspor:  B0754094, Kloter:  SUB – 001, ( dirawat di RSAS)
21. HASAN MANSUR AHMAD, No. Paspor: B0746467, KLoter: SUB – 010, (dirawat di RSAS)
22. SAINTEN SAID TARUB, No. Paspor: B0992684, Kloter:  SUB – 015, (dirawat di RSAS)
23. NURUDDIN BAASITH SUJIYONO, No. Paspor:  B1035292, Kloter: SUB – 021, (dirawat di RSAS)
24. ISNAINY FADJARIJAH ABDUL DJUMALI, No. Paspor: B1052806, Kloter SUB – 021, (dirawat di RSAS)
25. SAHARMI UMAR PASSIRE, No. Paspor: B0590380, Kloter: UPG – 002, (dirawat di RSAS)
26. NORMA LATANG KULASSE, No. Paspor: B1161965, Kloter: UPG – 005, (dirawat di RSAS)
27. ROSNALLANG CACO BABA, No. Paspor: B0901348, Kloter: UPG – 005, (dirawat di RSAS)
28. HADIAH SYAMSUDDIN SAK, No. Paspor: B1162080, Kloter: UPG – 015, (dirawat di RSAS)
29. MUHAMMAD HARUN ABDUL HAMID, No . Paspor: B1163100, Kloter: UPG – 016, (dirawat di RSAS)
30. FATMAWATI ABDUL JALIL, No. Paspor: B1162645, KLoter: UPG – 018, (dirawat di RSAS)
31. ABDUL JALIL CONCI LETA, No. Paspor:  B1162600, Kloter:  UPG – 018, (dirawat di RSAS)
32. ROSDIANA MUDU TOHENG, No. Paspor: B1162756, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS); dan
33. ERNI SAMPE DOSEN,, No. Paspor: B1162715, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS).


Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membuka layanan telepon dengan nomor 966 543603154 yang bisa dihubungi oleh keluarga jemaah dari Indonesia yang menjadi korban rubuhnya crane di Masjidil Haram.


Jumrah Online

Insiden Mematikan Selama Ibadah Haji di Arab Saudi dalam 25 Tahun

Jatuhnya alat berat atau crane yang menghantam Masjidil Haram pada Jumat (11/9) mengejutkan publik dunia. Lebih dari 107 jemaah haji dari berbagai negara tewas akibat insiden ini, termasuk dua warga negara Indonesia (WNI). Sebanyak 31 WNI lainnya menderita luka berat dan ringan, dan jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.

Insiden mematikan semacam ini bukan kali pertama terjadi menjelang pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. Melansir The Guardian, insiden mematikan terjadi di Mina pada 2006, ketika lebih dari 306 jemaah haji tewas terinjak-injak ketika sedang melempar jumroh.

Sehari sebelum ibadah haji dimulai pada tahun 2006, sebuah hostel delapan lantai yang berada di Masjidil Haram runtuh, menewaskan sekitar 73 orang.

Insiden mematikan karena terinjak-injak dan berdesak-desakan ketika prosesi melempar jumroh di Mina juga terjadi pada tahun 2004, menewaskan 244 jemaah haji; pada 2001 menewaskan 35 jemaah haji; pada 1998 menewaskan 180 jemaah haji dan pada 1994 menewaskan 270 jemaah haji.

Insiden lainnya yang pernah menyelimuti ibadah haji terjadi pada 1997, ketika kebakaran terjadi di tenda-tenda haji di Mina. Kobaran api saat itu diperparah dengan cuaca buruk beserta angin kencang, menyebabkan 1.500 jemaah terluka.

Pada 1990, menjadi tahun dengan tragedi terburuk pada saat proses ibadah haji ketika 1.426 jemaah haji tewas akibat terinjak-injak di terowongan pejalan kaki yang penuh sesak menuju Mekkah.

Terkait insiden jatuhnya crane, hingga saat ini sejumlah korban yang terluka masih mendapat perawatan di beberapa rumah sakit yang berada di sekitar Mekkah.

"Sejumlah jemaah yang luka ringan ditangani oleh petugas kesehatan haji Indonesia, sementara korban luka lainnya dirawat di RS Zahir dan RS Al-Nur," kata Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Syailendra Dharmakirtri, kepada CNN Indonesia, Sabtu (11/9).

Syailendra menyatakan bahwa saat ini situasi di Masjidil Haram sudah kembali seperti sedia kala, meskipun sebelumnya sempat ditutup sementara untuk mempermudah evakuasi korban pasca insiden tersebut.

Jumrah Online
 

Kronologi Tragedi Crane di Mekkah

Kekhidmatan ibadah Haji tahun 2015 ini sedikit terganggu akibat tragedi robohnya alat berat crane di Masjidil Haram, Mekkah, pada Jumat sore (11/9) waktu setempat, akibat badai dan hujan deras.

Detik-detik jatuhnya crane itu ternyata terekam oleh beberapa jemaah yang sedang berada di sekitar masjid dan diunggah ke media sosial. Alat berat yang jatuh merupakan bagian pembangunan Masjidil Haram yang belum tuntas. 


Diatas adalah infografis dari kronologi jatuhnya crane tersebut.

Crane yang Jatuh Menimpa Dua Lantai Masjidil Haram

Crane yang Jatuh Menimpa Dua Lantai Masjidil Haram
Publik dunia dikejutkan dengan insiden jatuhnya alat berat di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, pada Jumat (11/9), menewaskan setidaknya 107 orang dan melukai ratusan lainnya. Ketika insiden terjadi, alat berat dengan kapasitas lebih dari 1.000 ton tersebut menimpa dua lantai sekaligus masjid terbesar di dunia itu.

Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk Antonius Nugroho menyebutkan, informasi yang dia terima dari Kepala Cabang Waskita Karya di Jeddah, Nurandono, crane tersebut jatuh berdebum dan menghantam hingga lantai 3 masjid terbesar di dunia itu.

Dalam keterangan itu disebutkan insiden jatuhnya crane diduga disebabkan oleh cuaca ekstrem di Mekkah, dengan angin kencang, turunnya hujan deras selama 17 jam disertai butiran es dan angin yang masih berlangsung hingga salat Maghrib berlangsung.


"Pada saat salat Maghrib, tiba-tiba mobile crane milik kontraktor utama proyek perluasan Masjidil Haram, Saudi Bin Laden Group ambruk mengenai atap Sai hingga tembus dua lantai, sampai lantai 3," kata Antonius ketika dihubungi redaksi, Sabtu (12/9).
 

"Mamoth (merek crane) ambruk di antara 2 tower crane yang berada di atap Sai. Semua karyawan dan pekerja Waskita selamat," kata Nurandono.

Menurut Antonius, crane yang bermerk Mamoth dan berkapasitas 1.300 ton itu merupakan crane terbesar kedua di dunia.

Sementara, Antonius memaparkan bahwa Waskita Karya kini masih terlibat dalam proyek perluasan Masjidil Haram, sebagai subkontraktor penyuplai beton untuk pembuatan kolom dan balok.

Aktivitas fabrikasi pembesian kolom untuk Masjid Haram dikerjakan di workshop berlokasi 10 kilometer dari proyek masjid.

"Sebanyak 60 pekerja dan 6 karyawan khusus untuk masjid semua dinyatakan selamat. Pekerjaan ditempat ambruk sudah selesai dan tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan Waskita," kata Antonius.

Milik keluarga Bin Laden


Antonius menyebutkan, crane yang jatuh adalah milik Saudi Bin Laden Group, perusahaan kontraktor besar yang didirikan oleh ayah Osama Bin Laden, Muhammmed Bin Laden.

Dikutip dari The Telegraph, Saudi Bin Laden Group memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga kerajaan Saudi dan memiliki pengaruh yang cukup besar di Saudi.


Proyek pengembangan Masjidil Haram tersebut bernilai 14 triliun poundsterling dan hanya salah satu dari sejumlah proyek bergengsi perusahaan ini. The Telegraph menyebutkan, terdapat beberapa proyek perluasan yang tengah berlangsung di Kompleks Masjidil Haram seluas 88 acre. Crane tersebut merupakan salah satu dari puluhan yang tersebar di sekitar Masjidil Haram.

Proyek perluasan Masjidil Haram dimulai tahun lalu dengan tujuan agar dapat lebih banyak menampung lebih banyak pengunjung.

Pada Juli lalu, Raja Salman bin Abdulaziz meluncurkan lima proyek baru yang termasuk dalam tahap ketiga perluasan Masjidil haram. Proyek yang diinisiasi oleh almarhum Raja Abdullah ini diperkirakan senilai US$26,6 triliun.

Hingga saat, dua warga negara Indonesia atas nama Iti Rasti Darmini (embarkasi Jawa Barat) dan Masnauli Sijuadil Hasibuan (embarkasi Medan) terkonfirmasi tewas.

Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan bahwa diduga terdapat empat WNI lain yang tewas, tetapi belum dapat dikonfirmasi kebenarannya hingga berita ini ditulis.

cnnindonesia.com

Crane Jatuh di Masjidil Haram, Setidaknya 107 Tewas Termasuk 1 WNI

Crane Jatuh di Masjidil Haram, Setidaknya 107 Tewas Termasuk 1 WNI
Menteri Agama Indonesia Lukman Saifudin melalui pesan singkat memastikan sedikitnya satu warga negara Indonesia tewas dalam insiden ambruknya crane di Masjidil Haram hari Jumat (11/9)

Pemerintah Arab Saudi menyatakan sedikitnya 107 orang tewas dan lebih dari 238 lainnya luka-luka ketika sebuah crane (derek) berukuran besar ambruk menimpa atap Masjidil Haram, Mekkah hari Jumat (11/9).

Menteri Agama Indonesia Lukman Saifudin melalui pesan singkat memastikan sedikitnya satu warga negara Indonesia tewas dalam insiden ini.


Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan para jemah haji dengan jubah yang ternoda darah dan tumpukan puing-puing dari bagian yang ditimpa menara derek yang jatuh itu. Konstruksi sedang berlangsung untuk memperluas kompleks masjid ini.

Teknisi suara di Masjidil Haram, Mohammed Tahir, mengatakan kepada redaksi, cuaca adalah satu faktor dalam keruntuhan itu. “Hujan lebat sedang turun dengan angin kencang ketika satu menara derek utama menjadi tidak seimbang karena angin yang kuat itu. Sebagai akibatnya, menara derek tersebut, dengan lebar jangkauan kira-kira 300 hingga 400 meter, jatuh ke dalam Masjidil Haram."

Tahir mengatakan jemah haji di dalam masjid itu sedang melakukan ibadah umrah, yang mengharuskan mereka mengelilingi Kaabah di tengah masjid, tempat yang paling suci dalam Islam. “Jemaah yang sedang berada di sana banyak yang tewas dan cedera.”

Menteri Agama Indonesia Lukman Saifudin melalui pesan singkat memastikan sedikitnya satu warga negara Indonesia tewas dalam insiden ambruknya crane tersebut.

Konstruksi untuk memperluas area kompleks Masjidil Haram memang sedang berlangsung.

Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan para jemaah haji dengan darah di baju ihram mereka dan puing-puing dari crane yang ambruk.

Tragedi ini terjadi menjelang pelaksanaan ibadah tahunan haji yang akan dimulai pada akhir September ini. Jutaan warga Muslim dari berbagai penjuru dunia diperkirakan akan memenuhi kewajibannya untuk berhaji antara tanggal 21–26 September.

Media lokal setempat melaporkan insiden  terjadi di tengah hujan deras yang mengguyur negara kerajaan ini sejak pagi. Gubernur Mekkah Pangeran Khalid Al-Faisal telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan untuk mengetahui penyebab ambruknya derek berukuran sangat besar itu.

Tahun lalu, kerajaan ini telah memerintahkan pengurangan jumlah jemaah yang dapat berangkat untuk haji karena alasan keamanan karena adanya konstruksi di Masjidil Haram ini.

Jumrah Online

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...