|  BERANDA  |  TAJUK TERKINI  |  JELAJAH  |  TSAQOFAH ISLAM  |  SIRAH NABAWIYAH  |  INSPIRASI  |  SAKINAH  |  MAUIDHATUL HASANAH  |  TAHUKAH?  |  JUMRAH.COM  |

Masjid Raya Cordoba Saksi Kejayaan Islam di Eropa

Masjid Cordoba menjadi simbol keemasan Islam pada masa pemerintahan Khalifah Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman III. Masjid yang dibangun antara 784 hingga 786 masehi, dulunya sebuah katedral bernama Visigoth St Vincent. Namun di masa Bani Ummayah akhirnya bangunan ini diubah menjadi masjid dan juga simbol kejayaan Islam menaklukkan tanah Eropa.

Di masa pemerintahan Al-Hakam II masjid diperbesar dan dibangun mihrab. Sedangkan perombakan terakhir dilakukan pada masa al-Mansur Ibn Abi Aamir tahun 987 dengan membangun penghubung dengan istana.

Masjid Agung Cordoba menjadi pusat keislaman di Andalusia selama tiga abad. Cordoba yang menjadi pusat pemerintahan Islam di Spanyol juga turut menjadikan Masjid yang pernah bernama Al Jami ini menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan aktivitas warga.

Masjid kembali berubah menjadi katedral pada masa penaklukan tentara Kristen pada abad ke-16. Bagian tengah masjid berubah menjadi altar utama dan tempat paduan suara. Masjid itu berubah menjadi katedral Katolik dan indahnya suara adzan pun berubah menjadi bunyi lonceng gereja.

Tetapi pahatan kaligrafi ayat-ayat Alquran pada dinding mihrab masih dipertahankan. Meski berubah menjadi katedral, UNESCO pada 15 Desember 1994 menetapkan Masjid Cordoba sebagai salah satu tempat peninggalan yang sangat bersejarah dan penting di dunia. (Simak selengkapnya)


Rencana Penghapusan Jejak Masjid Cordoba Dikecam
Kendati sudah ditetapkan menjadi salah satu bangunan bersejarah dunia, perselisihan muslim dan kristen di kota itu panas surut. Kebanyakan konflik dimulai dari tidak puasnya muslim yang hendak mengunjungi bangunan itu untuk mengenal perkembangan sejarah Islam.

Seperti yang terjadi pada 21 Februari lalu, upaya Gereja Katolik untuk mengontrol bangunan seutuhnya diprotes masyarakat setempat. Mereka menilai bangunan itu merupakan simbol budaya antara agama sehingga tak patut dibatasi untuk minoritas muslim setempat.

"Masjid Agung Cordoba adalah simbol global dari pertemuan budaya dan hari ini lebih dari sebelumnya dunia membutuhkan simbol seperti ini,” kata seorang profesor hukum perdata di Universitas Cordoba Antonio Manuel Rodrguez kepada Times Irlandia, dikutip OnIslam, Selasa (15/7/2014).

Perdebatan sengit meletus setelah diketahui bahwa keuskupan agung lokal dalam proses mendaftarkan dirinya sebagai pemilik seluruh bangunan. Padahal jelas-jelas bangunan itu adalah milik umum.

Tindakan itu dicibir masyarat setempat, bahkan banyak masyarakat yang percaya upaya yang dilakukan oleh otoritas Crdoba Katolik untuk mengurangi identitas Islam dalam monumen itu. 


Sebagian besar masyarakat Spanyol mengkritik keras rencana penghapusan simbol-simbol kebesaran masa lalu Islam di dalam Masjid Jami' Cordoba. Pemerintah lokal Andalusia Selatan memprotes rencana gereja Katholik menghilangkan sisa- sisa kebesaran Islam di masjid kuno yang kini menjadi gereja di Cordoba.

Warga Muslim dan non-Muslim mengecam Gereja Katolik di Spanyol karena berupaya memprivatisasi masjid itu, yang secara hukum diakui sebagai fasilitas umum. Bangunan kuno itu merupakan bukti kebesaran arsitektur Islam dan menjadi obyek wisata ziarah di Spanyol.

Departemen pariwisata lokal mengatakan bahwa rencana otoritas gereja menguasai kompleks 'Masjid Katedral Cordoba' dengan mengubah namanya menjadi 'Katedral Cordoba' telah mencederai dunia pariwisata dan membingungkan jutaan turis yang setiap tahun mengunjungi masjid itu.

Namun pejabat Katedral telah membantah perubahan nama. Di situs mereka disebutkan Masjid-Katedral secara resmi telah menyandang nama Katedral Santa Maria di Cordoba sejak abad ke-13. Tepat setelah masjid itu menjadi gereja.

DPR Minta Perbanyak Petugas Haji dari TNI dan Polisi

DPR Minta Perbanyak Petugas Haji dari TNI dan Polisi
Ketua Komisi Sosial Dewan Perwakilan Rakyat Saleh Partaonan Daulay merekomendasikan agar seleksi para petugas haji dilakukan lebih baik. "Termasuk memperbanyak petugas dari kalangan TNI dan Polri," kata Saleh dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Rabu, 4 November 2015.

Menurut Saleh, memperbanyak petugas TNI dan Polri ini perlu. Pasalnya, kuota haji dikabarkan akan bertambah tahun depan, yaitu 60 ribu lebih dari kuota haji tahun ini. Selain itu, membeludaknya jemaah dari seluruh dunia juga menjadi pertimbangannya.

Dengan melihat kondisi yang seperti ini, Saleh menilai pemerintah Indonesia membutuhkan para petugas yang terlatih dan memiliki kemampuan fisik yang lebih prima. Hal ini penting dalam rangka peningkatan fasilitas haji.


Untuk mengoptimalkan kinerja dari petugas haji ini, Saleh meminta pemerintah berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi. Ia menilai pengakuan secara formal bagi petugas-petugas haji Indonesia masih kurang.

Hal ini, menurut Saleh, dapat dilihat di lapangan. Ia menyesalkan petugas dengan name tag dan bendera Indonesia di dadanya kerap kali tidak dihiraukan petugas dan polisi-polisi Saudi.

Oleh karena itu, Saleh meminta agar status para petugas kita mesti disamakan dengan petugas pemerintah Saudi. Hal ini karena, baik petugas dari Indonesia dan dari negara manapun sama-sama bertugas melayani jemaah haji. Untuk mengatasi hal ini ia menilai pemerintah kita perlu berbicara khusus dengan pemerintah Saudi. "Agar tragedi Mina tak terulang," katanya.
jumrahonline - tempo.co

<p><small><a href="http://www.esyndicat.com/" target="_blank">Link bid directory php</a></small></p>

Menteri Agama: Jumlah Jemaah Haji Wafat Tahun 2015 Tertinggi

Menteri Agama: Jumlah Jemaah Haji Wafat Tahun 2015 Tertinggi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan jemaah haji yang wafat tahun ini terdiri atas 676 orang. "Sebanyak 38 calon haji wafat di embarkasi (Tanah Air) dan 638 anggota jemaah haji wafat di Arab Saudi, baik di Madinah, Mekah, dan Jeddah," ucap Lukman di Mercure Hotel, Ancol, Jakarta Utara, Selasa, 3 November 2015.

Jumlah itu, menurut Lukman, termasuk 12 korban jatuhnya crane dan 124 korban dalam peristiwa di Mina. "Ini angka yang tertinggi dibanding tahun-tahun lalu," ujar Lukman.

Lukman menuturkan seluruh jemaah haji diasuransikan. Anggota jemaah yang meninggal wajar atau biasa mendapat santunan Rp 18,5 juta. Sedangkan yang wafat karena kecelakaan diberi santunan Rp 38 juta. "Sekarang sedang diproses. Sudah ada 93 jiwa yang sudah dicairkan. Sisanya sedang diproses," katanya.

Peningkatan jumlah anggota jemaah yang meninggal ini, menurut Lukman, dipengaruhi anggota yang memiliki penyakit berisiko tinggi. "Dalam pikiran saya, lansia tidak masalah (berhaji) selama sehat. Yang problem adalah yang berisiko tinggi," ucap Lukman. "Jadi, demi menjaga keselamatan jiwa yang bersangkutan, sebaiknya ditunda."


Lukman menganjurkan agar calon anggota jemaah dengan risiko tinggi menunda keberangkatannya. "Supaya tidak menjadi beban petugas kesehatan yang jumlahnya memang terbatas," ujar Lukman.

Ia menuturkan calon anggota jemaah dengan risiko tinggi akan diberikan kesempatan dua kali musim haji ke depan. Mereka diminta menjaga kesehatannya hingga bisa menjalankan ibadah haji.

Apalagi, menurut Lukman, kondisi di lokasi ibadah haji berbahaya bagi yang berisiko tinggi karena sangat banyak orang dan suhu udara yang sangat panas. Lukman mengaku sudah berbicara dengan tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan mereka mengerti. Langkah berikutnya, Kementerian Agama akan meminta Kementerian Kesehatan menetapkan kategori anggota jemaah berisiko tinggi.

Pemerintah mengevaluasi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini lebih awal. Alasannya, untuk perbaikan pelayanan pada penyelenggaraan tahun depan. Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2015 digelar Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama.

Bertempat di Mercure Hotel, Ancol, Jakarta Utara, kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yakni sejak Selasa hingga Kamis, 3-5 November 2015. Kementerian Agama mengangkat tema "Sukses Haji dengan Kebersamaan".

jumrahonline - tempo.co

Tujuh Keberhasilan Pelaksanaan Haji 2015

Tujuh Keberhasilan Pelaksanaan Haji 2015
Kementerian Agama (Kemenag) membangun langkah strategis dalam persiapan dini penyelenggaraan haji 2016. Langkah itu adalah dengan melakukan percepatan evaluasi penyelenggaraan haji 2015.

Evaluasi penyelenggaraan komprehenship ini dilakukan pasca seminggu operasional haji berakhir, 3-5 November di Jakarta yang diikuti unsur yang berperan langsung dalam penyelenggaraan.

Pada momentum evaluasi itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mencatat sedikitnya ada tujuh capaian yang harus dipertahankan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun depan.

Pertama, Kebijakan Pelunasan Dalam Dua Tahap

"Kebijakan ini bisa menyerap seluruh kuota yang ada. Tidak ada lagi sisa kuota yang digunakan oleh yang bukan berhak. Di 2015, kebijakan ini dinilai baik dan adil sehubungan antrian jemaah yang panjang," tegas Menag saat memberikan sambutannya dalam evaluasi penyelenggaraan haji 2015 di Jakarta, Selasa siang (03/11).

Terkait pelunasan, Kemenag telah menerbitkan PMA 28/2015 tentang Pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Reguler Tahun 1436H/2015M. PMA ini mengatur bahwa pembayaran BPIH akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada 1 – 30 Juni 2015. Apabila sampai dengan tanggal 30 Juni 2015 kuota jemaah haji tidak terpenuhi, dibuka tahap kedua pembayaran BPIH dari 7 – 13 Juli 2015.

Jika sampai tanggal 13 Juli kuota jemaah haji tidak terpenuhi, maka sisa kuota haji dikembalikan ke masing-masing provinsi dan atau kabupaten/kota untuk diisi sesuai dengan nomor urut porsi berikutnya sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja sebelum penutupan proses pemvisaan di Kedutaan Besar Arab Saudi. PMA ini juga mengatur kriteria jemaah haji yang berhak untuk melakukan pelunasan BPIH.

Kedua, Kebijakan Kedatangan Jemaah Haji Gelombang Pertama

Pemberangkatan jemaah haji dengan pola baru tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan tahun lalu Ada esensi dan urgensi dalam pola ini. Kenyamanan, efesiensi, dan tidak menguras energi jemaah haji tercapai. Gelombang pertama berangkat dari Tanah Air langsung menuju Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah. Sedangkan gelombang kedua langsung menuju bandara King Abdul Azis International(KAAI) Jeddah.

“Kebijakan kedatangan jemaah haji gelombang pertama melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, di 2016, kebijakan ini harus dipertahankan,” tegasnya.

Ketiga, Hotel di Mekkah dan Madinah Setara Hotel Bintang Tiga

Persoalan hotel atau pemondokan jemaah haji sering menjadi kritisi pada setiap penyelenggaraan sebelumnya, bahkan puluhan tahun lebih persoalan ini belum tertangani dengan baik. Tahun ini pemondokan jemaah haji di Madinah bersistem sewa semi musim dan kontrak dengan pemilik langsung.

Jelas tempatnya, jelas lama masa tinggalnya dan jelas jaraknya. Seluruh pemondokan jemaah berada di wilayah Markaziah yang berjarak 650 meter dari Masjidil Nabawi. Perolehan pemondokan di Madinah ini setaraf dengan hotel yang disewa jemaah haji khusus.

Begitu juga dengan pemondokan Mekkah, pemondokan jemaah haji di Mekkah membuat jemaah haji nyaman apalagi dengan penempatan jemaah haji dikonsentrasikan pada enam titik wilayah, yakni; Jarwal, Syisha, Mahbas Jin, Aziziyah, Misfalah dan Raudhah.

Pemusatan pemondokan haji pada enam wilayah ini dapat memobilisasi jemaah dari pemondokan ke Masjidil Haram dengan mudah dengan kelengkapan yang diberikan melalui transportasi Bus Salawat.

“Praktis tidak ada keluhan mendasar dari jemaah terkait hal ini,” kata Menag.

Keempat, Upgrade Transportasi Antar Kota Perhajian

Jemaah haji dari Mekkah-Jeddah dan Mekkah-Madinah dilayani dengan transportasi antar kota perhajian yang telah di upgread. Bus yang telah di upgread ini berfasilitas reclining seat, ruang kabin yang lebih longgar, bagasi di bawah bus, toilet, dan penyejuk udara (ac).

Semua bus yang digunakan di pastikan dalam kondisi baik dan bagus. Transportasi ini, saat pemberangkatan jemaah dari Madinah menuju Mekkah sempat mengalami kendala, dan kendala ini yang dibijaki dengan memutuskan langkah strategis untuk melakukan upgread. Upgread ini akan menjadi nilai penting dalam penyelenggaraan ke depan.

Kelima, Layanan Katering

Inovasi baru dalam layanan katering kepada jemaah haji pada operasional 2015 adalah dengan memberikan layanan katering gratis selama 15 hari di Mekkah. Sebelumnya seluruh penyedia katering dilakukan uji kelayakan menu, dan penyedia yang melanggar kesepakatan akan ditindak, dan bagi yang berkinerja baik diapresiasi dan dicatat untuk penyelenggaraan berikutnya.

Ada metode evaluasi melekat saat pelaksanaannya untuk menjamin mutu dan kualitas layayan yang diberikan kepada jemaah haji baik saat di Madinah, Makah maupun proses Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina).

Saat di pemberangkatan di Tanah Air, jemaah haji diberikan makan tiga kali plus snack dua kali. Tiba di Tanah Air diberikan snack satu kali. Saat di Bandara Jeddah dan Madinah baik masa kedatangan dan pemulangan di bandara Jeddah-Madinah, jemaah diberikan makan masing-masing satu kali. Jemaah di Madinah diberikan makan dua kali (siang dan malam) selama di Madinah plus kelengkapan minuman dan snack berat.

Begitu juga ketika saat Armina, konsumsi sebanyak 15 kali makan di Arafah sebanyak empat kali mulai pada tanggal 8 Dzulhijjah malam. Muzdalifah sebanyak satu kali (snack berat) dibagikan di Arafah pada saat menjelang keberangkatan menuju Muzdalifah dan di Mina sebanyak 11 kali makan. Kecukupan air mineral juga disediakan apalagi dalam kondisi suhu di Arab Saudi panas.

“Secara umum, saya merasa katering relatif baik. Memang ada yang wanprestasi, tapi itu akhirnya kita hentikan,” katanya.

Keenam, Karpet baru dan Penyejuk Udara di Armina.

Tidak didapati lagi ada karpet jemaah haji yang kumuh dan lusuh saat di Arafah. Inovasi layanan ini memberikan kenyamanan kepada jemaah saat proses Wukuf. Selain itu, saat suhu panas di Arab Saudi penyediaan penyejuk udara juga sangat membantu jemaah dalam beribadah.

“Di Arafah, seluruh karpet sudah diperbaharui sehingga tidak kumuh dan lusuh. Juga ada penyejuk udara yang sangat membantu jemaah,” jelasnya.

Ketujuh, Aplikasi Haji Pintar

 
Aplikasi ini memberikan kemudahan dalam mengupdate perkembangan informasi. Aplikasi ini juga pernah beberapa hari menduduki pringkat pertama di google playstore saat operasional haji, banyak yang memanfaatkan layanan haji di dalamnya. Sebagai contoh, ada jemaah haji asal Jakarta yang tertinggal saat rombongannya dari Madinah akan menuju Mekkah.

Dengan layanan Haji Pintar, beberapa jemaah haji asal Jakarta ini dapat menghubungi petugas dan akhirnya dapat menuju Mekkah dan bergabung kembali dengan rombongannya. Kedepan aplikasi ini akan lebih dimutakhirkan dengan cara diintegrasikan dengan Siskohat.

“Aplikasi haji pintar sangat informatif dan sangat membantu. Harus dipertahanakan dan dikembangkan contentnya,” tandas Menag.
jumrahonline - Sumber: Kementerian Agama RI

Imperium Islam Andalusia Pengawal Renaisans di Eropa

Imperium Islam Andalusia Pengawal Renaisans di Eropa
Sebelum memasuki Spanyol (Andalusia), kekuatan Islam telah lebih dulu menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuh-nya atas Afrika Utara itu terjadi di jaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu'man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu.

Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu'man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukkan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di beberapa kawasan pegunungan.

Penaklukan wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi Khalifah Bani Umayah berproses selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid).

Islam pertama kali masuk ke Andalusia pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Sebelum datangnya Islam, negeri ini dikenal dengan nama Iberia atau Asbania. Kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalus. Dalam bahasa Arab, kata "Al-Andalus" diartikan sebagai "menjadi hijau saat akhir musim panas." (Baca selengkapnya di Jumrah.com)

Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan

Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
Penyebaran Islam pada Abad pertengahan lebih terfokus pada tiga kerajaan besar yaitu : Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi, dan kerajaan Mughal.

 
Kerajaan Turki Usmani
Usmani adalah sebuah kesultanan yang berpusat di Istambul, Turki. Kerajaan Usmani merupakan salahsatu dari tiga kerajaan besar islam pada masa pertengahan, selain syafawi dan Mughal.

Dinasty Usmani didirikan oleh Usman, putra Ertogol dari kabilah Oghuz di daerah mongol. Mereka datang ke Turki untuk meminta perlindungan kepada penguasa Bani Saljuk dari serangan orang-orang Mongol. Mereka juga membantu Sultan Alauddin II berperang melawan Byzantium. Usman lalu percaya menjadikan panglima perang Dinasty Saljuk, menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itulah berdiri Kerajaan Usmani.

Usman mengumumkan dirinya sebagai "Padisyah Al-Usman" (Raja keluarga Usman). Wilayah kerajaan Usmani semakin meluas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1330 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354M), dan Gallipoli (1356 M).

Kerajaan Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad al-fatih. Pada masa ini pula dapat mengalahkan wilayah Bizantium dan menaklukan konstantinopel (1453 M).

Puncak peradaban Dinasty Usmani tidak dapat dilepaskan dari hasil penaklukan konstantinopel. Sebagai ibu kota, disitulah berkembang peradaban Dinasty Usmani yang merupakan perpaduan dari berbagai macam peradaban. Dynasty usmani banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia.

Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan Dinasty Usman dipengaruhi oleh Bizantium.

Namun, jauh sebelum mereka berasimilasi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak pertama mereka masuk Islam, bangsa arab telah menuntun mereka dalam bidang agama, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan hukum. Oleh karena itu, huruf dijadikan huruf resmi kerajaan.

Pada masa ini terjadi beragam kemajuan dalam berbagai bidang, antara lain :

Bidang Pemerintahan dan Militer
Raja-raja dinasti Usmani bergelar sultan dan khalifah seklaigus. Sultan menguasai kekuasaan duniawi, khalifah berkuasa di bidang agama/spiritual. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, sultan/khalifah dibantu seorang Mufti atau yang dikenal dengan Syaikhul Islam yang mewakili Sultan/Khalifah dalam melaksanakan wewenang agamanya dan shadrul A’azam yang mewakili kepala Negara.

Masa ini telah memiliki system pemerintahan yang baik. Kekuatan militernyapun dapat diandalkan. Perubahan mendasar yang dilakukan oleh Orkhan adalah dalam menata militer telah mampu mendongkrak kekuatan militer menjadi mesin perang yang andal. Pada masa ini muncul kelompok elite militer yang disebut Janissary atau Inkisyariyah yang merupakan kekuatan penghancur dan penakluk negeri-negeri nonmuslim.

Bidang pengetahuan dan Budaya

Syair merupakan ekspresi utama kesenian raja. Syair istana didasarkan pada aruz. Aruz adalah sebuah irama persajakan dari irama syair Aram, yang secara tegas ditekankan pada peristilahan Arab dan Persia. Beberapa bentuk kesenian yang utama adalah kesenian yang sebelumnya telah dikembangkan dalam syair-syair istana Persia, seperti Qasida, gazal, Masnawi dan Ruba’i.

Dalam rentangan abad keenam belas, ambisi Usmani diekspresikan dalam komposisi berbagai sejarah dunia. Karya Mustafa ‘Ali (1541 – 1599 M, kunh al-Akhbar memuat catatan sejarah dunia dari adam sampai yesus, sejarah Islam diakhiri dengan sejarah usmani. Pada Abad ketujuh belas, saat itu sejarawan dipekerjakan untuk mencatat peristiwa-peritiwa sehari-hari di Istana.

Bidang pendidikan
Dinasty Usmani melakukan pengorganisasian pada system pendidikan madrasah yang tersebar luas. Madrasah usmani pertama didirikan di Iznik pada Tahun 1331 M. sejumlah ulama didatangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan pengajaran Muslim dibeberapa territorial yang baru.
Beberapa sultan masa belakangan juga mendirikan perguruan Bursa, Edirne dan Istambul.

Pada akhir abad ke-15 beberapa perguruan ini disusun dalam sebuah hierarki yang menetukan jenjang karir bagi promosi-promosi ulama-ulama besar.

Bidang Agama
Kerajaan Turki Usmani mempunyai beberapa peranan yang sangat stategis dan penting sehingga dalam masalah pemerintahanpun diperlukan fatwa dan mufti. Tanpa adanya fatwa, hukum dalam bidang keagamaan dan kerajaan tidak berjalan. Pada masa ini muncul dua aliran tarekat yaitu : Bektasyi dan Maulawiyah. Aliran tarekat bertasyi banyak berpengaruh dilimngkungan militer, sedangkan tarekat Maulawiyah banyak berpengaruh di lingkungan pejabat pemerintahan.
.
Kerajaan Safawi (1501–1732 M)


Safawi adalah sebuah kerajaan islam yang pernah berdiri di Persia (Iran sekarang). Kerajaan ini didirikan oleh Syah Ismail I pada Tahun 907 H (1501 M) di Tabriz.

Safawi berasal dari gerkakan tarekat bernama safawiyah yang kemudian berubah menjadi suatu gerakan politik. Gerakan tarekat itu dipimpin oleh Syeck Safiuddin Ishaq dari keturunan Imam Syiah yang ketujuh bernama Musa Al-Kazim.

Gerakan tarekat ini militan, sehingga pada akhirnya memasuki wilayah politik dan pemerintahan.

Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Syah Abbas I (1588–1629 M). Pada masa ini kerajaan safawi bukan hanya mampu meredam konflik internal di dalam negeri dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi juga mampu melebarkan wilayahnya sampai ke Tabriz, sirwan dan kepulauan harmuz, bahkan melebar ke pelabuhan Bandar Abbas.

Untuk mewujudkan stabilitas politik, syah Abbas I berusaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dukungan kekuatan militer Qizilbasy. Sebagai gantinya, ia membentuk kekuatan militer yang terdiri atas budak kaukasus dan Georgia. Strategi ini telah menunjukkan hasilnya sehingga pada tahun 1598 M mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan.

Kemajuan pada masa pemerintahan Safawi

Bidang Pemerintahan dan politik

Secara administratif, struktur organisasi pemerintahan kerajaan safawi dibagi secara horizontal dan vertical. Secara horizontal, pembagian tersebut didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan. Sedangkan secara vertical mencakup dua jenis, yaitu istana (dargah) dan sekretariat Negara (diwan).

Aktivitas penyelenggaraan Negara dipercayakan kepada para Amir (yang terdiri atas kepala suku) tingkat atas wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Disamping itu ada lembaga lain yang tercakup dalam dewan tersebut (Majelis Nivis) yang terdiri atas sejarawan istana, secretariat pribadi syah, dan kepala Intelijen.

Bidang Ekonomi

Untuk kepentingan bidang ekonomi Syah Abbas I melakukan pemusatan system pertanian, yaitu dengan upaya memperbanyak pengalihan tanah Negara menjadi tanah raja.

Situasi dalam negeri yang terkendali membuat masyarakat safawi menjadi tenang dan giat berusaha, sehingga pertumbuhan ekonominya semakin baik.
Dengan adanya pelabuhan Bandae Abbas, perdagangan semakin maju. Selain itu, safawi juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama di daerah bulan sabit yang subur.

Bidang Ilmu Pengetahuan
Untuk lebih memperlancar sosialisasi dan memapankan ajaran syiah, syah Abbas I mendirikan lembaga pendidikan syiah, yaitu sekolah teologi. Perolehan Negara dari sektor pertanian yang terus bertambah telah memungkinkan syah Abbas I mampu membangun dan membiayai penerapan system pendidikan syiah.

Pada masa ini juga banyak melahirkan ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu sehingga dapat menambah kahsanah ilmu pengetahuan, misalnya Bahauddin Muhammad bin Husain al-Amili al-Jubai, Muhammad Baqir Astaradi, sadruddin Muhammad bin Ibrahim syirazi (Mulla shadra). Dan Muhhamad Baqir majilsi

Bidang Pembangunan dan seni

Banyak dibangun gedung-gedung yang megah dan indah, baik itu bangunan kantor, masjid, rumah sakit, maupun jembatan raksasa, dengan gaya arsitektur yang indah. Dalam bidang seni misalnya terlihat dalam kegiatan kerajinan tangan, keramik, karpet dan seni lukis

Kerajaan Mughal India (1526M–1858 M)

Kerajaan Mughal di India didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482 -1530 M). secara geneologis khan (pihak ibu). Ekspansinya ke India dimulai dengan menundukkan penguasa setempat yaitu Ibrahim Lodi dengan bantuan alam Khan dan gubernur Lahore. Tahun 1525 M ia berhasil  menguasai Punjab dan meneruskannya ke Delhi tahun 1526 M. sejak itu Babur dapat menguasai India dan mendirikan dinasti mughal yang beribu kota di Delhi.

Babur berkuasa selama 30 tahun, dan setelah wafat ia digantikan dengan putranya yang bernama Humayun  selama 9 tahun. Pada masa ini kondisi tidak aman dengan banyaknya muncul pemeberontakan. Hingga akhirnya dia meninggal dunia dan digantika anaknya yang masih berusia 14 tahun, yaitu Akbar. Karena ia masih muda, pemerintahan diserahkan urusannya kepada Bairam Khan.

Pada awal pemerintahannya terjadi berbagai pergolakan dalam negeri, namun semua itu dapat diatasi termasuk penyerangan dari berbagai Negara yang ingin melepaskan diri. Ketika akbar sudah dewasa, dia memperluas ekspansi untuk menaklukan daerah lainnya dan berhasil mengausai daerah chundar, ghond, orisa dan Asingah. Selama pemerintahannya, kerajaan Mughal telah banyak memberikan konstribusi yang cukup besar bagi abad pertengahan antara lain :

Bidang Politik dan Militer
Sistem yang sangat menonjol pada saat itu adalah politik sulh e-kul atau toleransi universal. System ini sangat tepat, sebab mayoritas masyarakat india beragama hindu, sedangkan pemerintahan Mughal beragama Islam. Disisi lain terdapat juga rasa tau etnis di India. Lembaga yang merupakan produk dari system ini adalah Din-I-llahi dan Mansabdhari.

Dibidang Militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat, mereka terdiri atas pasukan gajah, berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi dalam system distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai oleh Sipar Salar dan sub distrik dikepalai oleh Faudjar. Dengan system pasukan Mughal berhasil menaklukan daerah-daerah sekitarnya.

Bidang Ekonomi
Dengan memajukan pertanian, terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu rempah-rempah, tembakau dan kapas. Pemerintah membentuk lembaga khusus untuk mengatur masalah pertanian. Wilayah terkecil disebut dengan deh, dan beberapa deh tergabung dalam bergana (kawedanan). Setiap komunitas petani dipimpin oleh mukaddam. Melalui mukaddam, pemerintah berhubungan dengan petani.

Selain pertanian pemerintah juga memajukan industri tenun. Hasil industry ini banyak di eksport keluar negeri seperti Eropa, Arabia, Asia Tenggara dll. Pada masa Jahangir (penguasa Mughal keempat), banyak investor asing yang diizinkan menanam investasinya, seperti mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surath.

Bidang seni dan Arsitektur
Karya seni dan arsitektur Mugal sangat terkenal dan bisa dinikmati hingga saat ini. Ciri yang menonjol dari arsitektur mughal adalah pemakaian ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Bangunan yang menunjukkan cirri antara lain : benteng merah, istana-istana, makam kerajaan, dan yang paling mengagumkan adalah taj mahal di Aghra.

Istana ini dibangun oleh Syah Jehan (penguasa Mughal V) khusus untuk istrinya Noor Mahal yang cantik jelita. Bangunan lain yang bermotif sama adalah Masjid raya Delhi yang berlapis marmer dan sebuah Istana di Lahore. Dalam bidang sastra banyak juga karya sastra yang menonjol. Seperti : banyak karya sastra yang digubah dari bahasa Persia ke bahasa India.

Pada masa Akbar (penguasa Mughal III) berkembang bahasa Urdu, yang merupakan perpaduan dari berbagai bahasa yang ada di India dan Pakistan hingga sekarang. Sastrawan Mughal yang terkenal itu adalah Malik Muhammad Jayashi dengan karya monumentalnya Padmavat, sebuah karya Alegoris yang mengandung kebajikan jiwa manusia. Sastrawan lain adalah Abu Fadhl yang juga sejarawan. Karyanya berjudul Akbar nama dan Ain e-Akbari, yang mengupas sejarah Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.


Bidang Ilmu pengetahuan
Banyak ilmuwan itu yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan, bahkan istana Mughal itu menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini didukung oleh penguasa dan bangsawan serta ulama Aurangzeb (Penguasa Mughal keenan) Mislanya : memberikan sejumlah uang dan tanah dalam jumlah yang besar untuk membangun pusat pendidikan di Lucknow.

Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru agama. Pada masa Syah Jehan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan fatwa I- alamgri.

A. Kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah
Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung cukup lama mulai dari tahun (132 H s/d 656 H) atau (750 - 1258 M), mengalami kemunduran dan kehancuran pada 1258 M, akibat serangan brutal yang dilakukan oleh tentara Hulagu Khan. Adapun faktor –faktor penyebab kemunduran dan kehancuran Dinasti Bani Abbasiyah adalah :

I. Disintegrasi Politik
Disintegrasi politik sudah terjadi sejak Dinasti Bani Umayyah dan kerajaan – kerajaan islam lainnya. Pada Dinasti Bani Umayyah puncak disintegrasi terjadi ketika para khalifah tidak lagi memiliki kekuatan politik untuk menekan gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh lawan poitik yang tidak menyukai kepemimpinan para khalifah tersebut.

Diakhir kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah para khalifahnya tidak memiliki kekuatan dan hanya sebagai symbol kekuasaan saja. Mereka menjadi boneka para penguasa yang menguasai roda pemerintahan saat itu, seperti ; penguasa Dinasti Bani Buwaihiyah. Bani Saljuk dan para perwira tinggi Turki lainnya. Banyak daerah yang mencoba melepaskan diri dari pusat kekuasaan di Baghdad. Disintegrasi politik muncul dalam beberapa bentuk:

a. Pemberontakan
Sebagian pemberontakan itu dapat diatasi, sehingga tidak menimbulkan kegoncangan social politik dan ekonomi, sebagian lagi tidak dapat diatasi seperti :

Pemberontakan Kaum Zanj

Ini berasal dari kelompok Syi’ah. Mereka tidak dapat menikmati hasil perjuangan yang telah dilakukan bersama Abul Abbas dan Bani Abbas. Mereka disingkirkan dan tidak lagi diajak bermain didalam prosespengembangan kekuasaan. Mereka kecewa dengan berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah Bani Abbas. 


Akhirnya mereka membentuk oposisi (perlawanan) untuk memusuhi para penguasa dan pendukung kekuasaan Bani Abbas.
Pemberontakan ini terjadi pada tahun 869 M. Diakhir masa pemerintahan Al-Mu’taz dibawah pimpinan Ali bin Muhammad dan berakhir pada tahun 893 M pada masa pemerintahan khalifih Al-Muwaffaq.

Gerakan Kelompok Qaramithah

Gerakan ini dilakukan untuk menentang kekuasaan khalifah Al-Mu’tamid (256-279 H/870-892M). pimpinannya adalah Hamdan Qarmath dari golongan Syi’ah Ismailiyah. Pada tahun 899 M kaum Qaramithah berhasil mendirikan sebuah wilayah merdeka di teluk Persi kemudian dijadikan sebagai basis kegiatan mereka untuk menentang kekuasaan Bani Abbas.


Sekitar tahun 902 M pemberontakan yang dipimpin oleh Abul Fawaris berhasil memasuki wilayah Syiria dan Palestina. Akhirnya terhenti ketika ingin melakukan penjarahan ke wilayah Kufah. Abul Fawaris, pimpinan pemberontakan ini berhasil ditawan dan kemudian dihukum mati.

Gerakan Kelompok Assasins

Kelompok Assasins ini dapat dikategorikan sebagai kelompok separatis atau sempalan yang melanjutkan tujuan dari gerakan Qaramithah. Kelompok ini secara ideologis berakhiran Syi’ah sama seperti gerakan Qaramithah. Gerakan ini dipimpin oleh Hasan bin sabah (w.1124 M ). Basis gerakan kelompok ini berada dikota Alamut, suatu tempat yang terletak disebelah selatan laut Kaspia.

Kelompok ini melancarkan gerakan karena mereka kecewa dengan jalannya pemerintahan Baghdad karena tampuk pemerintahan sudah tidak lagi dipegang oleh orang –orang yang layak menjadi pemimpin. Pemerintahan tidak berjalan dengan baik, mereka tidak lagi berpegang pada prinsip-prinsip pemerintahan yang benar. Pemborosan keuangan Negara oleh para pembesar negeri menyebabkan perekonomian umat islam merosot tajam.

Selain itu mereka juga kecewa karena kelompok Syi’ah tidak dilibatkan dalam pemerintahan. Gerakan ini tidak segan-segan melakukan kekerasan. Seringkali dilakukan dengan menghabisi nyawa lawan politiknya. Yang menjadi sasaran mereka adalah perdana menteri Nidzamul Muluk, kepala pemerintahan Bani Saljuk yang menguasai Baghdad:

Perebutan Kekuasaan

Sejak masa awal pemerintahan dinasti Abbasiyah, terlihat ada indikasi adanya perbutan kekuasaan didalam keluarga khalifah. Diantara penyebabnya adalah kurang tegasnya para khalifah dalam menentukan putra mahkota.

1) Kedudukan khalifah yang lemah
Wibawa khalifah Bani Abbas memudar sejak masa Al-Watsiq dan sesudahnya. Tidak ada seorangpun diantara mereka yang mempunyai kemampuan cukup untuk memimpin kerajaan.

Munculnya kerajaan-kerajaan kecil di timur dan di barat Baghdad. Luasnya wilayah Islam pada masa Abbasiyah menyebabkan pemerintah tidak dapat melakukan kontrol dengan baik terhadap wilayah-wilayah tersebut. Peluang ini dimanfaatkan oleh penguasa daerah yang jauh dari pusat untuk melepaskan diri dan menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

2) Krisis ekonomi

Pergolakan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa daerah menyebabkan banyak pendapatan Negara yang terhambat masuk. Terhambatnya pemasukan kas negara dari berbagai pajak ini disebabkan banyak kelompok yang enggan membayar. Selain itu krisis ekonomi juga disebabkan oleh membengkaknya jumlah pengeluaran negara yang dipergunakan untuk kepentingan kelompok istana.

3) Ketergantungan pada tentara bayaran
Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah sifat ketergantungan yang sangat tinggi kepada tentara bayaran. Sebagai konsekuensi dari pengangkatan tentara pribadi dan professional, para khalifah harus memberi gaji atau bayaran yang sesuai dengan jabatan dan pekerjaan yang mereka lakukan.

Keruntuhan dan Kehancuran Dinasti Bani Abbasiyah 

 
Setelah mengalami perjalanan panjang, akhirnya dinasti Bani Abbasiyah mengalami kemunduran. Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol, bukan saja mengakhiri khalifah Abbasiyah juga merupakan awal dari kemunduran politik dan kehancuran peradaban Islam. Dengan kekuatan 200.000 personel militer, Hulagu Khan memasuki pintu kota Baghdad pada tahun 656 H (1258 M). Kekuatan itu tidak dapat dibendung oleh khalifah Al-Mu’tashim.

Hancurnya kota Baghdad dan tewasnya Khalifah Al-Musta’shim menghakhiri krkuasaan kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Dinasti ini yang semula sangat kuat secera perlhan melemah dan akhirnya mengalamai masa kehancuran ditangan orang yang tidak memiliki peradaban. Khulagu Khan dan tentaranya melakukan pebantaian secara biadab terhadap umat Islam dan masyarakat kota Baghdad pada umumnya. Masa ini dalam sejarah Islam dikenal dengan zaman keterpurukan umat Islam dan kehancuran peradaban Islam.

Meskipun pada periode ini dikenal dengan masa kemunduran, khususnya peradaban Islam yang dikembangkan oleh Bani Abbas, ternyata dibeberapa wilayah seperti Persia, India dan Turki, terdapat perkembangan perdabaan Islam yang sangan signifikan menjelang abad ke 19 M, perkembangan peradaban Islam dapat dilihat dari berbagai usaha yang dilakukan oleh para penguasa Dinasti Safawiyah di Persia, Dinasti Mughal di India, dan Dinasti Usmaniyah di Turki.

a. Kemunduran Turki Usmani.
Fase kemunduran Turki Usmani secara perlahan semenjak kematian Sulaiman I Al-Qanuni, sehingga Usmani masih mampu bertahan selama ± 3 Abad. Fase kemunduran ini ditandai dengan melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang menyebabkan sejumlah sejumlah kekalahan dalam menghadapi sejumlah peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan semestinya.


Diantara faktor penyebab kemunduran dinasti Turki Usmani adalah sebagai berikut:


- Luasnya wilayah kekuasaan Turki. Tampaknya penguasa Turki hanya menuruti ambisi penaklukan sementara penataan system dan tata pemerintahan terabaikan.
- Pemberontakan Jennisary. Tokoh-tokoh Jennisary terlibat perselisihan dengan pihak penguasa sehingga terjadi beberapa kali pemberontakan.
- Penguasa yang tidak cakap. Generasi penguasa Usmani sesudah Sulaiman Al-Qanuni cenderung lemah semangat perjuangannya.
- Merosotnya perekonomian negara akibat sejumlah peperangan.
- Stagnasui bidang ilmu dan teknologi.
- Tumbuhnya gerakan nasionalisme.

b. Kemunduran Safawi
Sepeninggal Abbas I pada tahun 1628 M, kerajaan Safawiyah mengalami kemunduran yang secara berangsur-angsur dan kemudian hancur. Hal itu tejadi karena sejumlah raja yang berkuasa setelah Abbas I merupakan penguasa yang lemah, sehingga tidak mampu mempertahankan masa kejayaan kerajaan Safawiyah.

Ada beberapa faktor, selain ketidakcakapan sejumlah raja:
a. Konflik militer yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani.
b. Pasukan budak yang dibentuk oleh Abbas I memiliki semangat perjuangan yang tinggi.

c. Kemunduran Mughal di India
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kemunduran dan kehancuarn dinasti Mughal di India. Diantaranya adalah konflik internal di kalangan istana, serangan bangsa Hindu, serangan bangsa Persia dan masuknya unsur asing seperti bangsa Inggris yang menguasai sektor ekonomi dengan mendirikan IEC (the East India Company).

Meneladani Perkembangan Islam Periode Pertengahan
 

Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, atau merupakan peristiwa yang unik dan berlaku hanya sekali dan tidak berulang untuk kedua kalinya, anggap saja masa silam itu “kuburan”.

Peristiwanya mungkin tidak akan terulang kembali, akan tetapi pola-polanya kan tetap mempengaruhi kehidupan kita saai ini. Apa yang kita lakukan saat ini akan selalu terpengaruh oleh kejadian-kejadian yang ada dimasa lalu. Sebagai contoh cara kita bergaul, berbicara, memilih, bahkan belajar juga dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita pada masa lalu.

Akan tetapi hal ini bukan menjadikan kita harus terpancang dengan keadaan masa lalu. Sebab, sejarah mempunyai dua sisi mata pedang yang harus diperhatikan. Satu sisi dia bisa menjadi alat yang ampuh untuk membela diri, artinya dengan melihat sejarah gemilang di masa lalu akan memacu kita untuk menjalani hidup lebih baik. Akan tetapi disisi lain, dia juga bisa melukai diri sendiri. Sebab, dengan mengenang sejarah gemilang kita akan terjerumus pada romantisme empiris tanpa bisa berbuat apapun.

Kejayaan Islam masa lalu bukanlah sebuah album foto yang hanya selesai dengan mengenangnya. Akan tetapi, kejayaan Islam masa lalu adalah cambuk penyemangat agar kita terpacu dan mampu untuk mendudukkan Islam sedabagi agama pembaru yang menbawa kemaslahatan bagi semua pihak, seperti yang terjadi masa lalu.

Pada pembahasan di atas, kalian telah melihat berbagai macam perkembangan yang terjadi pada masa pertengahan, khususnya pada tiga kerajaan besar. Setiap kerajaan tersebut memiliki karakter yang menjadikannya besar dan mampu mengembangkan Islam secara proporsional. Melihat hal tersebut, apa yang bisa diambil untuk dijadikan pelajaran saat ini? Apakah pembahasan diatas hanya sekedar informasi tanpa aksi?

Dari pembahasan di atas, kita bisa mengambil ibrah manfaat yang akan diterapkan untuk kehidupan saat ini.

Semangat yang dimiliki oleh tiga kerajaan tersebut patut ditiru. Walaupun dengan kekuatan seadanya, mereka tetap ingin mengembangkan Islam walau hanya di daerahnya masing-masing generasi Islam, kita  harus mempunyai semangat yang sama dengan mereka, Apapun kondisinya, semangat untuk menegakkan panji-panji Islam harus tetap dilakukan. Hal ini lakukan pada kehidupan sehari-hari dengan melakukan kewajiban kita sebagai seorang muslim yang taat.

Kekuasaan yang diberikan bukan dijadikan alat untuk menguasai asset-aset masyarakat. Sebaliknya, masyarakat merasakan ketenangan dan kemakmuran pada masa-masa pemerintahan mereka.

Mengembangkan Islam bukan hanya dalam ibadah ritual belaka. Kita bisa lihat perkembangan ilmu pengetahuan yang dicapai oleh tiga kerajaan besar pada masa pertengahan.

Mengembangkan ilmu pengetahuan adalah salah satu cara kita menghargai diri sendiri sebagai seorang muslim dan juga menambah keyakinan kita akan kebenaran Islam. Ilmu pengetahuan adalah rahasia yang diberikan ioleh Allah kepada umat-Nya agar manusia berfikir. Keteguhan fakir dan kesungguhan doa adalah modal utama untuk mengembangkan pengetahuan dengan landasan keimanan.

Semangat persatuan dan kesatuan
yang dibina oleh tiga kerajaan besar (Usmani, Safawi dan Mughal) dapat membangun kerajaan pada zamannya perlu dibanggakan.

Semangat persatuan dan kesatuan ini perlu kita contoh untuk mengatasi kemelu kebangsaaan saat ini. Di tengah berbagai macam isu disintegrasi dan kasus SARA yang terus terjadi, persatuan dan kesatuan bangsa merupakan jawaban untuk semua permasalahan tersebut.

Semangat kerja keras dan pantang menyerah yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan hasil yang gemilang dengan berdirinya tiga kerajaan besar.

Hal ini mengajarkan kepada kita, jika ingin berhasil dalam mencapai cita-cita harus bekerja keras dan pantang menyerah.

Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan telah melahirkan berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan. Untuk saat ini, tantangan yang kalian hadapi sangat berbeda dengan mereka. Akan tetapi, ketekunan dan semangat mereka untuk memajukan peradaban Islam patut dijadikan tauladan.

Kesimpulan
Sebab-sebab kemunduran Islam pada abad pertengahan :

1. Bani Abbasiyah, penyebab kemundurannya ada beberapa faktor :
a. Disintegrasi politik, munculnya beberapa pemberontakan antara lain :
 · Pemberontakan kaum Zanj
 · Gerakan kelompok Qaramithah
 · Gerakan kelompok Assasin

Perebutan kekuasaan dan kedudukan khalifah yang lemah
b. Krisis ekonomi
c. Ketergantungan pada tentara bayaran

2. Meskipun Dinasti Abbasiyah telah hancur,
ternyata masih terdaapat beberapa wilayah yang mengembangkan wilayah Islam yang mengembangkan kekuasaan Islam, diantaranya Dinasti safawi, Dinasti Mughal, dan Dinasti Turki Usmani.

3. Dengan kejayaan Islam merupakan pemacu semangat bagi seluruh umat Islam dalam mencapai kemaslahatan.

jumrahonline
 

International Islamic Expo 2015

International Islamic Expo 2015
International Islamic Expo 2015 - 11 Umrah - Haji & Pariwisata Islam yang  akan Anda temukan akan berbeda dari acara yang pernah ada sebelumnya.. Di eksibisi ini, Anda akan menemukan banyak sekali stand pameran yang menarik, tawaran paket umrah, haji dan wisata islami paling menarik.

Jangan lewatkan beberapa sesi paling menarik dan paling lengkap:

Hari 1 : Jumat, November 13, 2015
Hari 2 : Sabtu, November 14, 2015
Hari 3 : Minggu, November 15, 2015


Indonesia sebagai tempat terbesar bagi International Islamic Expo 2015 - 11 Umrah - Haji & Pariwisata Islam menunjukkan betapa pentingnya Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia untuk Umrah - Haji serta Pariwisata Islami.

-------------------------------------

Message from Chairman >
Anggito Abimanyu
-------------------------------------
Pricing >
-------------------------------------
Event Format >
-------------------------------------
Registration Form >
-------------------------------------
Expo Guidelines >
-------------------------------------


Download Flyer >
-------------------------------------
jumrahonline- aliaconvex.com


ALIA CONVEX
PURI SENTRA NIAGA E / 73,
Jl. Inspeksi Saluran Kalimalang
Jakarta - 13260, Indonesia
Phone: +62-21-2128 5678
Fax +62-21-8660 8948
Sms Center +62-816-145-8888
E-Mail: aliaconvex@cbn.net.id




FreeWebSubmission.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...