|  BERANDA  |  TAJUK TERKINI  |  JELAJAH  |  TSAQOFAH ISLAM  |  SIRAH NABAWIYAH  |  INSPIRASI  |  SAKINAH  |  MAUIDHATUL HASANAH  |  TAHUKAH?  |  JUMRAH.COM  |

Ketika Mekkah Menjelma 'New Las Vegas'?

Ketika Mekkah Menjelma 'New Las Vegas'?
Di balik pintu tertutup—dimana polisi dan keamanan lainnya tidak dapat mendengarkan—penduduk Mekkah mulai menyebut kota mereka sebagai Las Vegas baru, dan itu sama sekali bukan pujian kebanggaan.

Selama 10 tahun terakhir situs paling suci dalam agama Islam itu telah mengalami transformasi besar, dan membelah umat Islam di seluruh dunia.
.
Kota yang asalnya merupakan padang pasir berdebu itu berjuang untuk mengatasi jumlah jamaah haji yang membludak jutaan setiap tahunnya, dan sekarang, Mekkah menjulang dengan gedung pencakar langit berkilauan, pusat perbelanjaan dan hotel-hotel mewah.


Untuk monarki al-Saud, Mekah adalah visi mereka tentang masa depan, sebuah kota metropolis baja dan beton dibangun di atas hasil kekayaan minyak yang sangat besar dan ya, mereka menganggapnya itu semua yang bisa menampilkan kebanggaan nasional mereka.

Kapitalisme Mekkah dan Madinah

Namun angka pertumbuhan penduduk, khususnya mereka yang tinggal di dua kota suci Mekkah dan Madinah, jelas-jelas terperanjat ketika menyadari bahwa warisan arkeologi bangsa diinjak-injak di bawah mania-konstruksi yang ironisnya didukung oleh ulama garis sebelah, yang menggembor-gemborkan pelestarian warisan mereka sendiri.

Mekah, merupakan tempat di mana Nabi Muhammad mengatakan bahwa semua Muslim akan berkedudukan sama, telah menjadi tempat bermain untuk orang kaya; dan kapitalisme telah merebut spiritualitas kota itu sebagai raison d’etre (justifikasi).

Dan hanya sedikit orang yang bersedia untuk membicarakan ketakutan mereka secara terbuka karena risiko yang terkait jika mereka mengkritik kebijakan resmi di kerajaan. Arkeolog Barat? Mereka pun diam karena takut bahwa beberapa situs dimana mereka telah diberi izin untuk mengaksesnya, akan ditutup lagi bagi mereka.

Mekkah dan Madinah; Selesai?

Namun sejumlah arkeolog dan sejarawan terkemuka Saudi berbicara sangat yakin bahwa peluang untuk menjaga situs suci yang tersisa di Arab Saudi secara historis telah tertutup rapat.

“Tidak ada yang memiliki nyali untuk berdiri dan mengutuk budaya vandalisme,” kata Dr Irfan Al-Alawi, Direktur Eksekutif Yayasan Riset Warisan Islam, yang tampaknya telah berjuang sia-sia untuk melindungi situs sejarah negara dan agamanya. “Kami telah kehilangan 400-500 situs.  Saya hanya berharap tidak terlalu terlambat untuk membalikkan keadaan…”

Sami Angawi, pakar terkenal di arsitektur Islam di Saudi, tak kurang khawatir juga. “Ini adalah kontradiksi mutlak untuk sifat Mekkah dan kesucian rumah Allah,” katanya kepada kantor berita Reuters awal tahun ini. “Baik [Mekkah dan Madinah] secara historis hampir selesai. Anda tidak menemukan apa-apa lagi kecuali gedung pencakar langit..”

Renovasi Masjidil Haram

Keprihatinan Dr Alawi yang paling mendesak adalah renovasi Masjidil Haram yang diperkirakan akan menelan 690 juta poundsterling. Masjidil Haram merupakan situs paling suci dalam Islam yang di dalamnya terdapat Ka’bah.

Renovasi itu sendiri secara resmi dimulai awal bulan ini dengan Menteri Kehakiman, Mohammed al-Eissa, berdalih bahwa proyek itu adalah penghormatan terhadap “kesucian dan kemuliaan terhadap masjid”.

Ada sebuah argumen kecil bahwa Mekah dan Madinah sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur; Dua belas juta jemaah haji mengunjungi kota-kota ini setiap tahun dengan jumlah yang diperkirakan meningkat menjadi 17 juta pada tahun 2025.

Tetapi para kritikus khawatir bahwa keinginan untuk memperluas tempat-tempat ini telah memungkinkan pemerintah hanya menginjak-injak warisan budaya di daerah itu. The Washington, sebuah institut yang berbasis di Teluk, memperkirakan bahwa 95 persen dari bangunan Mekah telah dihancurkan dalam dua dekade terakhir saja.

Orang non-Muslim tidak dapat mengunjungi Mekah dan Madinah, tapi The Independent, sebuah media Barat, mampu mewawancarai sejumlah warga yang menyatakan ketidakpuasan akan perubahan kota mereka.


Seorang wanita muda yang rumahnya baru-baru ini dibuldoser untuk pembangunan, menggambarkan bagaimana keluarganya masih menunggu kompensasi. "Hanya ada peringatan yang sebentar, mereka datang dan mengatakan bahwa rumah harus dibuldoser," katanya.

Seorang Mekah lain menambahkan: "Jika seorang pangeran dari anggota keluarga kerajaan ingin memperluas istananya, dia akan melakukannya. Tidak ada yang berbicara tentang hal itu di depan umum."

Dr Alawi berharap masyarakat internasional akhirnya akan mulai bangun dengan apa yang terjadi pada peninggalan suci Islam. “Kita tidak akan mengizinkan seseorang untuk menghancurkan Piramida (di Mesir), jadi mengapa kita membiarkan sejarah Islam menghilang?”

jumrahonline






Bukti Tudingan Pangeran Saudi Penyebab Tragedi Mina tak Kuat

Bukti Tudingan Pangeran Saudi Penyebab Tragedi Mina tak Kuat
Putra mahkota Arab Saudi Muhammad Salman dituding media Lebanon sebagai salah satu penyebab tragedi Mina. Namun bukti yang digunakan media tersebut tidaklah kuat.

"Musibah yang penyebabnya masih simpang siur telah dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menggiring opini dan mengarah bisa mengadu domba antar pihak terkait," kata seorang mukimin di Mekkah, Sharief Rakhmat, Sabtu (26/9/2015).
.
Dasar yang digunakan oleh sebagian netizen, media online, dan media
nasional merujuk pada surat kabar Lebanon, Ad-Diyar, dan media Iran. Tudingan tanpa dasar yang dilakukan surat kabar Lebanon dan Iran bukanlah hal yang mengejutkan.


"Mengingat hubungan Arab Saudi dengan Hizbullah (Lebanon) dan Iran yang terus memanas bukanlah hal yang baru," kata Sharief.

Sangat disayangkan sebagian WNI terpancing isu tanpa dasar kuat. Mengingat yang media tersebut tidak dapat menunjukkan bukti kuat keterlibatan Pangeran Saudi dalam menyebabkan tragedi Mina. Bahkan Sharief menilai isu ini adalah sesuatu yang menyesatkan.

Selain itu, Sharief menambahkan, dasar lain yang digunakan yaitu rekaman video yang diunggah dalam sebuah media sosial juga tidak berdasar.


Video dalam media sosial tersebut bukanlah kejadian pada musim haji tahun 2015. Video tersebut merupakan situasi dan kondisi Mina pada musim haji tahun 2012.

Sharief menjelaskan, Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz As-Suud tidak melaksanakan haji. Selain itu keluarga kerajaan yang melaksanakan ibadah haji telah diatur waktu dan jalur dalam melempar jumrah.

"Waktu dan jalurnya yang tidak berbenturan dengan jamaah haji pada umumnya," jelas dia.

mediaindonesia

Menuntut Transparansi Pemerintah Saudi

Menuntut Transparansi Pemerintah Saudi
Ketika penanganan sebuah musibah belum dapat dilakukan maksimal, saat itulah transparansi mesti hadir menjadi penawar. Ketertutupan hanya akan memperburuk situasi, melebarkan dugaan-dugaan, sekaligus memperpanjang polemik.


Pesan seperti ini tampaknya harus segera kita arahkan ke pemerintah Arab Saudi jika melihat respons mereka dalam menangani musibah di Mina, Mekah, yang menewaskan 717 jemaah haji, Kamis (24/9) pagi waktu setempat.

Ada kesan kuat bahwa selain lambat, pemerintah Saudi juga sangat tertutup dalam kasus ini. Jangankan soal penyebab musibah, detail jumlah dan negara asal korban meninggal ataupun luka dalam peristiwa memilukan itu pun sampai kemarin tak kunjung diumumkan secara resmi. Padahal, lazimnya, 8 jam pascakejadian, informasi tentang asal negara korban mestinya sudah bisa diketahui.

Belum lagi soal jumlah korban. Menurut Organisasi Haji Iran, jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 1.300 orang. Ini hampir dua kali lipat dari jumlah korban tewas yang dinyatakan oleh otoritas Saudi sebanyak 717 jemaah. Mana yang benar, kita tidak tahu karena faktanya otoritas Saudi memang tidak transparan. Ihwal penyebab musibah pun menjadi polemik.

Alih-alih segera mengusut kejadian yang sebenarnya, pemerintah Saudi malah terjebak dalam aksi saling menyalahkan. Sebelumnya sejumlah pihak menuding penyebab musibah itu ialah ditutupnya dua jalan di dekat lokasi pelemparan jumrah dan menyisakan hanya tiga rute menuju area pelemparan. Ini mengakibatkan jemaah menumpuk hingga mengakibatkan saling dorong dan saling injak.

Seperti tak mau kalah, Menteri Kesehatan Arab Saudi Khaled Al Falih gantian menyalahkan para jemaah haji. Ia menyebut musibah tidak akan terjadi jika para jemaah mengikuti aturan yang ditetapkan otoritas Arab Saudi. Dalam kasus apa pun, polemik memang akan menjadi keniscayaan ketika transparansi dinihilkan. Perang tudingan dan dugaan bakal semakin menjadi-jadi bila fakta tak segera dicari, apalagi malah ditutup-tutupi.

Karena itu, dunia internasional terutama dari negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) mesti lebih keras mendesak pemerintah Arab Saudi untuk berlaku transparan. Pemerintah Indonesia, meskipun bukan menjadi negara dengan jumlah korban terbanyak, layak berdiri paling depan untuk menuntut penanganan musibah yang lebih profesional dan terbuka.

Selain itu, sembari mendukung rencana pemerintah Arab Saudi membentuk tim investigasi untuk mengusut tragedi Mina, pemerintah Indonesia juga perlu menambahinya dengan beberapa catatan penting. Yang paling utama, tim investigasi itu harus independen sehingga sangat penting untuk melibatkan pihak independen. Keanggotaan tim juga mesti melibatkan negara-negara OKI, termasuk negara asal korban.

Otoritas Saudi mesti ingat bahwa independensi dan profesionalitas tim investigasi akan menjadi kunci untuk menyingkap tabir di balik musibah Mina tersebut. Merekalah yang diharapkan dapat menggali penyebab sekaligus merekomendasikan langkah perbaikan agar tragedi serupa tidak terulang di masa yang akan datang. Jangan sampai pembentukan tim investigasi justru diniatkan untuk membelenggu transparansi dan menutup-nutupi fakta yang terjadi. 

mediaindonesia

Cantiknya Masjid Ar-Rahmah, Terapung di Laut Merah

Dari masjid ini, kita dapat dengan puas menyaksikan panorama Laut Merah yang legendaris itu. Laut yang pernah terbelah akibat kehebatan tongkat Nabi Musa. Dan berikut dikabarkan keindahan Masjid Terapung itu.

Di kota Jeddah, Arab Saudi ada sebuah masjid yang sejak dulu menjadi tempat favorit dikunjungi jemaah, yakni Masjid Ar-Rahmah. Namun kebanyakan orang lebih mengenal masjid ini sebagai Masjid Terapung karena lokasinya yang tepat berada di tepi Laut Merah sehingga menyebabkannya terlihat seperti terapung di atas permukaan air laut.

Masjid Ar-Rahmah memang tidak menyimpan kisah sejarah tertentu yang berkaitan dengan perkembangan Islam. Namun, lokasinya yang unik membuat masjid ini banyak mengundang rasa penasaran.

Kabarnya, Masjid Terapung didirikan di atas tanah wakaf dari seorang janda kaya raya yang merupakan penduduk asli setempat. Setelah kematian sang suami, wanita itu mewakafkan kekayaannya untuk membangun masjid ini.

Keindahan Masjid Ar-Rahmah dapat disaksikan melalui taman di sekitarnya yang menjorok ke laut. Masjid Terapung berukuran sekitar 20 x 30 meter.

Masuk ke dalam masjid, kita akan melihat banyak tulisan kaligrafi menghiasi berbagai sisi. Biasanya, setelah melakukan salat atau ibadah lainnya, para jemaah masjid akan bersantai sejenak sambil menikmati pemandangan Laut Merah melalui pelataran masjid.

Dari masjid ini, kita dapat dengan puas menyaksikan panorama indah Laut Merah yang legendaris itu. Laut yang pernah terbelah akibat kehebatan tongkat Nabi Musa. Di laut ini pula Firaun bersama bala tentaranya akhirnya binasa ditelan gelombang.
(Berbagai sumber)
 

Ini Alasan Raja Salman Pancung 28 Petugas Itu

Ini Alasan Raja Salman Pancung 28 Petugas Itu
Pemerintah Arab Saudi mengatakan insiden yang menewaskan hampir seribu jamaah haji akibat kegagalan petugas dalam mengatur petunjuk jalannya ibadah haji. Kejadian Mina ini menjadi insiden terburuk dalam 25 tahun penyelenggaraan haji.

"Raja memerintahkan untuk memenggal 28 orang yang bertanggung jawab berada di lokasi Mina yang tidak mengikuti petunjuk," sebut media siber Addiyar dalam lamannya www.addiyar.com, Jumat, 25 September 2015.

Rencananya, eksekusi hukuman pancung kepada tersebut dilakukan hari ini, Jumat, 25 September 2015. Dalam laporannya, Addiyar menyebut insiden tersebut Pemerintah Arab Saudi banyak mengalami kerugian dalam peristiwa na'as ini.

Sebelumnya, Kehadiran rombongan konvoi anak dari Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud di pusat Kota Mina dituding menjadi salah satu penyebab tewasnya ratusan peziarah di pinggiran kota Mekah itu.

Harian Lebanon, al-Diyar melaporkan, Pangeran Mohammad bin Salman Al Saud memainkan peran sentral dalam peristiwa mematikan pada hari ketiga dari ibadah haji ini pada hari Kamis, kemarin, 24 September 2015.

Sang Pangeran, Mohammad, berusaha menghadiri pertemuan besar peziarah di Mina, lembah besar sekitar lima kilometer (tiga mil) dari Mekah, tiba di lokasi, kemarin pagi disertai dengan rombongan besar.

"Laporan itu mengatakan pasukan tentara 200 dan 150 petugas polisi mengawal sang pangeran," kutip di laman www.presstv.ir , Jumat, 25 September 2015. Kehadiran pangeran di tengah jemaah mengubah arah pergerakan jamaah dan saling berdesakan.

Harian berbahasa Arab itu menuturkan Salman dan rombongan cepat meninggalkan tempat kejadian. Pemerintah Saudi juga disebut berupaya menutup-nutupi seluruh cerita dan menepis kehadiran Salman di daerah tersebut. Para pejabat Arab Saudi membantah dan menyebut laporan tersebut tidak benar.

Menteri Kesehatan Saudi Khaled al-Falih malah menyalahkan para peziarah sebagai penyebab tragedi itu. "Jika para peziarah mengikuti petunjuk, jenis kecelakaan bisa dihindari," kata dia. Menurut Organisasi Haji dan Ziarah Iran lebih dari 1.300 orang tewas dalam insiden ini. Sebanyak 125 orang di antaranya warga Iran.

Jumlah yang dilansir otoritas haji Negeri Para Mullah itu berbeda dengan klaim pejabat Arab Saudi yang menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 717 orang dan jumlah cidera mencapai 863 orang.

tempo.co

Alwi Shihab: Kuantitas Petugas Keamanan dan Jemaah Haji Tak Seimbang



Menurut Alwi Shihab, faktor pengamanan dan kedisiplinan menjadi penyebab tragedi Mina. Alwi mengatakan bahwa kuantitas petugas keamanan di Arab dengan arus jemaah haji tidak seimbang, Jumat 24 September 2015.
metrotvnews.com (courtesy video metrotvnews.com)

Insiden 'Mina Jalan 204', Siapa Bertanggung Jawab?

Insiden 'Mina Jalan 204', Siapa Bertanggung Jawab?
Meski belum ada hasil penyelidikan resmi yang dikeluarkan oleh Arab Saudi, berkembang rumor di media massa dan media sosial yang menyebutkan bahwa anggota kerajaanlah sebagai penyebab musibah tersebut.

Pemerintah Iran menuding pihak penyelenggara yaitu Arab Saudi, sementara menteri Arab Saudi justru menyalahkan jemaah yang tak disiplin.

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Amir Mohammad bin Nayef menginstruksikan untuk membentuk tim investigasi menyelidiki tragedi Mina yang menewaskan lebih dari 760 orang dan 800 lainnya luka-luka, Kamis, 24 September 2015.

Selain itu, pemerintah Iran juga menuding petugas Arab Saudi yang dinilai gagal menjaga keamanan jemaah haji. Di lain pihak, Arab Saudi mengatakan insiden tersebut dipicu jemaah yang tidak disiplin.

Siapakah yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini?


Rombongan Kerajaan Arab Saudi diduga penyebab musibah. Berita yang beredar di media massa menyebutkan bahwa konvoi putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman diduga sebagai penyebab tragedi Mina.

Harian Lebanon Al-Diyar mengabarkan bahwa rombongan Pangeran Mohammad, yang dikawal oleh 200 tentara dan 150 polisi, berusaha menerobos kerumunan jemaah yang sedang bergerak untuk melempar jumrah, sehingga menyebabkan kepanikan di antara jemaah dari arah berlawanan.

Laporan saksi mata juga menyebutkan bahwa pasukan keamanan dan kepolisian Arab Saudi telah menutup dua jalan menuju tempat pelemparan jumrah yang biasa dilewati jutaan jemaah haji.

Melihat kekacauan itu, rombongan Pangeran bergegas untuk meninggalkan lokasi, seperti yang dilaporkan Al-Diyar. Masih menurut harian berbahasa Arab tersebut, otoritas Arab Saudi dituding sengaja menyembunyikan berita ini.

Sementara itu, seorang dokter asal Inggris yang tak mau disebut namanya mengatakan bahwa “jalan ditutup karena Raja Saudi berhaji.”

Menurut pengakuan dokter kepada BBC, ia saat itu sedang berada di atas kereta pukul 2 malam untuk menuju Jamarat (tempat melempar jumrah) ketika tiba-tiba kereta berhenti di tengah jalan selama setengah jam.

"Saya kemudian mengetahui kenapa kereta tertunda. Yaitu karena Raja Saudi melakukan ibadah haji dan mereka tidak mau ada orang lain masuk ke Mekah. Mereka menghentikan kereta dan menutup jalan. Dan ketika dia selesai, semua orang berusaha masuk bersamaan,” katanya.

Hingga kini belum ada konfirmasi dari Kerajaan Arab Saudi perihal laporan tersebut.


Pemerintah Iran menuding kelalaian petugas Arab Saudi sebagai negara penyelenggara ibadah haji dalam menjalankan prosedur keamanan ada di balik terjadinya tragedi Mina. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga meminta Arab Saudi untuk bertanggungjawab.

"Pemerintah Arab Saudi harus bertanggung jawab atas terjadinya musibah ini," kata Ayatollah, Kamis.

Sejauh ini dilaporkan bahwa 131 jemaah asal Iran, terbanyak di antara yang tewas, turut menjadi korban dalam tragedi Mina,

Senada, salah satu pendiri Yayasan Penelitian Warisan Islam (Islamic Heritage Research Foundation) yang berbasis di Mekah, Irfan al-Alawi, menilai bahwa petugas yang diturunkan oleh pemerintah Arab Saudi di lokasi kejadian, tak memiliki kompetensi untuk mengontrol massa yang berjumlah banyak.

"Tidak ada kontrol terhadap massa," kata Irfan.

Menurut Irfan, ini terjadi karena para petugas tersebut kurang terlatih dan tak cakap berkomunikasi dalam bahasa asing. Padahal mayoritas jemaah adalah jemaah internasional yang tak bisa berbahasa Arab.

Banyak jemaah tak disiplin

Sementara itu menurut Menteri Kesehatan Arab Saudi Khaled al-Falih, tragedi Mina justru terjadi karena kesalahan para jemaah yang tak disiplin.

"Banyak jemaah yang bergerak dengan tidak mematuhi jadwal," kata Khaled.

Hal serupa juga diamini oleh pihak Kementerian Agama RI. Menurut Kepala Seksi informasi Haji Kementerian Agama Affan Rangkuti, korban insiden jemaah berdesak-desakan di Jalan 204 terjadi di luar jadwal melontar jumrah jemaah haji asal Indonesia.


“Adapun jamaah yang melakukan lontaran di luar imbauan itu sulit diantisipasi mengingat banyaknya manusia di Mina," kata Affan.

Diketahui, 3 jemaah haji asal Indonesia dikabarkan meninggal dunia.

Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab juga menduga penyebab tragedi Mina akibat lemahnya disiplin jemaah haji.

“Mereka mengejar keutamaan melontar jumrah ba’da Dzuhur, sebagaimana di zaman Nabi Muhammad SAW," kata Alwi kepada Rappler.

Namun secara umum, katanya, disiplin jemaah haji Indonesia selalu dipuji oleh penyelenggara haji.

“Rata-rata orang Indonesia itu taat aturan saat haji. Patuh pada pemimpin kloter, dan selalu bersama-sama dalam rombongan. Kalaupun ada yang melanggar, sangat sedikit,” tutur Alwi.

Ini, menurut Alwi, yang tidak dilakukan para jemaah haji dari negara Afrika dan Mesir.

Bagaimana menurutmu, apa penyebab jatuhnya tragedi Mina?

jumrahonline

Kronologi Insiden di Mina, Jalan Arab 204

Tragedi Mina yang terjadi di Jalan Arab 204 telah merenggut ratusan nyawa jemaah haji, Kamis pagi, 24 September. Berikut Kronologi kejadian tersebut. (Simak video laporannya pula)

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil menjelaskan kronologi penyebab insiden yang terjadi di Mina, Kamis (24/9/2015). 


Menurut Djamil, peristiwa terjadi di Jalan 204 saat rombongan haji melakukan prosesi lempar jumrah di Mina. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

Sebelum hari melempar jumrah tiba, Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji telah mengeluarkan larangan untuk melontar jumrah aqabah pada pukul 8-11 pada 24 September. Tujuannya untuk mengantisipasi kepadatan jemaah yang akan melempar jumrah. Sebab saat itu adalah waktu di mana jemaah ramai-ramai pergi ke Jamarat untuk melontar jumrah.

Kamis pagi, 24 September, jemaah haji dari berbagai negara memenuhi Jalan Arab 204. Peristiwa naas itu kemudian terjadi, diduga karena adanya jemaah yang hendak melakukan jumrah Aqabah tiba-tiba berhenti. Karena terhenti, jemaah yang berada pada barisan belakang mendorong jamaah yang di depan sehingga berdesakan dan banyak perempuan dan orang tua yang terjatuh menjadi korban.

Jemaah haji Indonesia di Mina terbagi dalam 52 maktab, 45 maktab di Harratul Lisan (Mina) dan 7 maktab di Mina Jadid. Jemaah yang tinggal di Harratul Lisan tidak melalui Jalan Arab 204, tapi melalui terowongan muashim ketika akan ke Jamarat.

Jalan yang biasa digunakan jemaah asal Indonesia adalah jalan King Fahd yang terletak di sebelah kanan Jalan Arab 204.


Korban kemudian berjatuhan. Sebagian berusaha diselamatkan petugas di tempat kejadian, sebagian lagi langsung dilarikan ke rumah sakit.

Menteri Agama Lukman Saifuddin menuju ke Mina setelah mendengar kabar ini untuk memastikan apakah ada korban dari jemaah Indonesia bersama tim PPIH. Tim langsung pergi ke tempat kejadian peristiwa dan juga di Rumah Sakit Mina Al-Jisr, tempat di mana banyak korban dievakuasi.

Jumlah korban meninggal dunia sampai dengan saat ini berjumlah 717 dengan korban luka lebih dari 800 jemaah

jumrahonline

Baca juga:
1) Insiden Mina, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab
2) Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
3) Insiden Mina, Ratusan Jamaah Tewas Terinjak-Injak

4) Kronologi Insiden di Mina, Jalan Arab 204
.

Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap

Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
Para saksi tragedi Mina menyalahkan pemerintah Arab Saudi, terutama terkait polisi yang tak berpengalaman. Ketika musibah tersebut terjadi, polisi Saudi tak sigap mengatasi kejadian yang mengakibatkan 717 korban jatuh.

Ahmed Abu Bakr, jemaah asal Libya, 45 tahun, mengatakan ketika terjadi kerumunan saat jumrah, polisi telah menutup semua pintu dan hanya menyisakan satu pintu. Ketika korban berjatuhan, polisi yang datang tak sigap mengevakuasi korban. "Mereka bahkan tidak tahu jalan dan tempat-tempat di sekitar sini," kata Ahmed, yang beruntung bisa selamat dari tragedi bersama ibunya.

Dia pun ikut membantu polisi mengevakuasi para korban. "Saya melihat mayat, orang yang terluka dan sesak napas di depan saya. Kami memindahkan korban-korban itu bersama polisi."


Seorang saksi lain, yang mengkritik keras penambahan fasilitas di tempat suci mengatakan meski jumlah polisi cukup besar, mereka tampak tidak terlatih. Mereka juga tidak memiliki keterampilan bahasa untuk berkomunikasi dengan jemaah.

"Mereka tidak memiliki petunjuk bagaimana terlibat dengan orang-orang ini," kata Irfan al-Alawi, salah satu pendiri yayasan penelitian warisan Islam yang berbasis di Mekah. "Tidak ada pengendalian massa."

Saksi lain, Mohammed Hasan, 39 tahun, calon haji asal Mesir, menyuarakan kekhawatiran bahwa kejadian serupa bisa terjadi lagi. "Anda hanya menemukan tentara berkumpul di satu tempat melakukan apa-apa," katanya.

tempo.co

Baca juga:
1) Insiden Mina, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab
2) Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
3) Insiden Mina, Ratusan Jamaah Tewas Terinjak-Injak

4) Kronologi Insiden di Mina, Jalan Arab 204
.

Insiden Mina, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab

Insiden Mina, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab
Mantan Menteri Agama era Presiden SBY, Maftuh Basyuni, mengatakan tragedi Mina yang menewaskan 717 orang diduga disebabkan para jemaah tak mengindahkan aturan yang berlaku. Menurut dia, jika jemaah mengikuti aturan dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi tentu kondisi tersebut tak akan terjadi. (Baca: Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap)

"Namun di sisi lain, jemaah dari Afrika yang kebanyakan memiliki pendidikan rendah tidak paham akan aturan yang berlaku. Saat kapan harus melontar jumrah dan bagaimana etika berjalan tanpa harus mengganggu orang sekitar," kata Maftuh, yang pernah menjadi Amirul Haj beberapa tahun silam, Jumat, 25 September 2015.


Maftuh Basyuni
Hal ini ditambah lagi dengan minimnya jumlah aparat kemanan dari negara setempat. "Polisi Saudi seharusnya dapat mengatur arus pergerakan manusia," katanya. Namun, sepengetahuan Maftuh, polisi setempat tidak paham betul bagaimana harus mengambil tindakan tatkala ada insiden di lokasi jamarat.

Polisi atau pun petugas keamanan yang ditempatkan di lingkungan jamarat tak paham betul "medan" setempat. Para petugas atau polisi itu kebanyakan diambil dari wilayah lain, misalnya dari Riyadh, yang saat puncak haji ditempatkan di lokasi itu.

"Mereka sangat tak paham apa dan bagaimana harus bertindak. Buka buku paspor saja mereka tak ngerti," ucapnya.

Upaya meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji harus lihai melobi pihak otoritas setempat. Ia memberi contoh, untuk menempatkan klinik saja di Arafah ketika pelaksanaan wukuf, pihak otoritas setempat pasti akan marah. Padahal tindakan itu dimaksudkan untuk memberi keringanan dan kelancaran pelaksanaan wukuf bagi jemaah, seperti memberi obat yang cocok untuk jemaah dan memberi pertolongan dengan cepat.
 

"Mereka marah karena sudah menyiapkan ambulans dan sebagainya," kata Maftuh bercerita.

Agar upaya menempatkan poliklinik itu bisa disetujui, katanya, harus dapat diyakinkan bahwa hal itu harus tidak akan mengganggu pelaksanaan ritual haji, bahkan memperlancar. Jangan sampai ada kecurigaan bahwa kehadiran poliklinik di Arafah saat itu untuk kepentingan komersial. "Kita memang menggratiskan, mulai pelayanan dan pemberian obat," ujarnya.

Jadi, ujarnya lagi, untuk memperbaiki layanan jemaah haji memang tak bisa bergantung kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) saja, tetapi pemangku kepentingan yang ada di Saudi sangat penting.


Namun lagi-lagi, jangan "menggurui" orang Saudi untuk memperbaikinya karena ego mereka sangat tinggi. "Bicara baik-baik tanpa harus menggurui untuk memperbaiki penyelenggaraan haji," ujarnya.
jumrahonline

Baca juga:
1) Insiden Mina, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab
2) Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
3) Insiden Mina, Ratusan Jamaah Tewas Terinjak-Injak

4) Kronologi Insiden di Mina, Jalan Arab 204 
.
.

Insiden Mina, Ratusan Jamaah Tewas Terinjak-Injak

Insiden Mina, Ratusan Jamaah Tewas Terinjak-Injak
Sedikitnya 717 jemaah haji tewas dan sekitar 863 cedera akibat panik massal dan terinjak-injak saat melempar jumrah di Mina. Jumlah korban tewas dikhawatirkan terus bertambah.

Laporan terbaru pemerintah Arab Saudi menyebutkan, sedikitnya 717 jemaah haji tewas dan sekitar 800 cedera akibat panik massal dan terinjak-injak saat melempar jumrah di Mina. 

Televisi Al Arabija dan media-media setempat juga melaporkan perkembangan jumlah korban meninggal tiap jam, dengan mengutip keterangan petugas administrasi sipil Arab Saudi. Sejauh ini belum diketahui apa pemicu panik massal tersebut.

Sebelumnya diberitakan, setidaknya 310 jemaah haji dinyatakan meninggal dunia akibat terinjak-injak saat ritual lempar jumrah di Mina, Arab Saudi, demikian laporan dari pihak pertahanan sipil Arab Saudi.

Jumlah korban tewas dikhawatirkan terus bertambah. Kecelakaan di Mina yang menewaskan ratusan orang berulang kali terjadi akibat panik massal saat berdesakan melempar jumrah. Saksi mata melaporkan aksi pertolongan darurat terus dilancarkan, ambulans terus berdatangan ke lokasi. Stasiun televisi Russia Today melaporkannya dari lokasi.

Dalam insiden di Mina, yang terjadi tepat pada hari raya Idul Adha ini, belum disebutkan asal negara dari korban jiwa yang jatuh.

Namun koresponden BBC Seksi Hausa, Tchima Illa Issoufou, yang berada di tempat kejadian mengatakan banyak jemaah haji dari Niger meninggal dunia.

Sementara itu perwakilan pemerintah Indonesia di Arab Saudi sudah mengirim tim untuk memastikan apakah ada jemaah haji Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa di Mina ini.

Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi mengatakan masih belum mengetahui penyebab tragedi berjejalan ini.
 

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz angkat bicara setelah Kerajaan Arab Saudi disalahkan dalam tragedi kemarin. Ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas tragedi itu. Dia langsung memerintahkan aparat berwenang untuk meninjau manajemen haji.
jumrahonline

Baca juga:
1) Insiden Mina, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab
2) Insiden Mina: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
3) Insiden Mina, Ratusan Jamaah Tewas Terinjak-Injak

4) Kronologi Insiden di Mina, Jalan Arab 204
.

Video Laporan Kronologi Insiden di Mina


Menurut Kadaker Mekah Kemenag, Arsyad Hidayat kronologi kejadian tewasnya ratusan jemaah di Mina Jalan 204, Arab Saudi diduga akibat adanya jemaah yang sedang akan melakukan lempar jumrah Aqabah tiba-tiba terhenti.

Otomatis jemaah yang berada di belakang mendorong jemaah-jemaah yang berada di depan sehingga banyak perempuan dan orang tua yang jatuh menjadi korban, Kamis (24/9/2015).
metrotvnews.com (video courtesy: metrotvnews.com)

Rencana Balasan bagi Musuh-musuh Nuh

Kisah Rencana Balasan bagi Musuh-musuh Nuh
Ketika Kaum Nuh berencana melakukan makar untuk membunuh Nabi Nuh Alaihis Salam (AS), maka Allah Ta'ala membuat rencana untuk membinasakan mereka semua. Dan dengan kekuasaan-Nya, Allah mengeluarkan dari dalam bumi air mendidih yang sangat panas, sekaligus menumpahkan dari langit air yang sangat dingin. Air bah pun membumbung melebihi gunung-gunung.

Tak hanya itu, Allah pun menghempaskan mereka dengan badai yang berkecamuk di sekeliling mereka. Maka musnahlah musuh-musuh Nuh AS, dan selamatlah Ia beserta pengikutpengikutnya.

Dalam Al Quran, Allah Ta'ala berfirman, "Maka kami selamatkan Nuh dan rang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan" (QS Asy-Syuroo 119).

Dalam kisah tragis makarnya kaum Nuh AS, seakan-akan Allah Ta'ala mengatakan:


"Wahai hamba-Ku, jika engkau ingin aku melepaskanmu dari cengkeraman setan, dan aku selamatkan kamu dari tenggelam di samudera kemaksiatan, maka pergunakanlah matamu untuk mengambil i'tibar, telingamu untuk mendengar ilmu dan hikmat, lisanmu untuk mengucap kalimat tauhid dan syahadat, dan kakimu untuk melangkah menuju shalat berjamaah, dan semua anggota badanmu untuk menunaikan segala amal ibadah dan tanamkanlah dalam hatimu rasa taubat dan penyesalan."

Maka kelak angkau akan aku selamatkan dari penjara kerugian dan penyealan, dan aku muliakan engkau pada tempat kemuliaan dan keselamatan."

Allah Ta'ala berfirman, "Dan mereka telah melakukan tipu daya yang besar."

Suatu masa, kaum Nuh AS membuat rencana hendak mengeluarkannya dari tengah-tengah mereka. Kemudian Allah yang Maha Mengetahui, membuat rencana pula untuk membalas mereka mengeluarkan mereka dari muka bumi. 


Dalam surat Al Qomar, Allah Ta'ala berfirman, "Maka kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah dan kami jadikan bumi memancarkan mata air mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan." (QS Al Qomar 11-12)

Menjelang azab yang telah ditetapkan tiba, Allah Ta'ala mengutus malaikat Jibril AS untuk menjumpai Nuh AS untuk mengajarkannya cara-cara 'bertukang' kayu, dan Jibril AS mengatakan bahwa, Allah Ta'ala memeritahkan kepadamu untuk membuat sebuah kapal dari kayu-kayu tersebut.

Sebagaimana firman Allah:
"Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami..." (QS Huud, 37)

Kemudian kepada Allah, Nuh AS bertanya,"Bagaimana cara membuat kapal itu?"

Nuh AS mendapatkan jawaban. "Potonglah seratus dua puluh empat ribu bilah papan, dan pada tiap papan-papan itu bertuliskan nama nabi-nabi"

Nuh AS berkata," Saya tidak tahu seluruh nama nabi-nabi itu."

Maka Allah mewahyukan,"Wahai Nuh tugas memotong papan adalah tugasmu, sedang menampakkan nama nabi-nabi itu, Akulah yang akan melakukannya."

Selanjutnya Nuh pun mulai memotong kayu-kayu menjadi papan-papan sesuai jumlah yang diminta oleh Allah. Ketika potongan pertama selesai Nuh AS merasa takjub ketika tampak nama Adam AS, begitu pula pada papan yang kedua, tampak nama Syaits AS, bilah papan yang ketiga tampak nama Idris AS. Rasa takjubnya bertambah saat namanya, Nuh AS tampak pada bilah papan ke empat. Dan seterusnya, setiap kali Nuh selesai memotong kayunya maka tampaklah nama salah seorang nabi tertulis pada bilah papan itu.

Yang tak kalah membuat Nuh takjub adalah bilah papannya terakhir yang bertuliskan nama Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam (SAW), sebagai penutup dari para nabi sebelumnya, penghias orang-orang suci dan penyuluh para wali.

Kemudian Allah Ta'ala pun memerintahkan kepada Nuh AS untuk menyiapkan paku-paku. Pada setiap paku itu tertulis nama salah seorang nabi. Setelah paku-paku itu disiapkan, Ia memulai menyatukan bagian-bagian dari papan-papan tersebut dan memakunya. 


Saat itu, setiap orang kafir yang melewatinya dan melihat pekerjaan Nuh, mereka melemparkan ejekan dan hinaan, sebagaimana yang diberitakan oleh Allah Ta'ala, dalam firmannya, "Dan mulailah Nuh membuat bahtera, dan setiap kali pemimpin kaumnya melewati Nuh, mereka mengejeknya.

Berkatalah Nuh, Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejek kamu, sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)." (QS Huud, 38)

Dalam kisah tersebut, setelah Nuh AS menyatukan papan-papan itu, ia kekurangan sebanyak empat keping papan lagi untuk menyempurnakan pembuatan kapal itu.

Maka turunlah malaikat Jibril, seraya berkata."Wahai Nuh, Allah memerintahkan kepadamu agar memootng empat keping papan lagi, dan hendaklah dicantumkan pada setiap papan itu nama para sahabat kekasih-Ku Muhammad SAW, karena kedudukan sahabat-sahabatnya disisi-Ku ibarat kedudukan para nabi.

Kisah ini memperingatkan kita bahwa Allah seakan-akan hendak mengatakan, Ketika Aku tampakkan nama kekasih-Ku dan nama sahabat-sahabatnya pada bilah papan itu, maka Aku selamatkan kapal itu dan penumpangnya dari amukan badai dan tenggelam. Dan ketika Allah menampakkan pada hati orang-orang yang beriman kecintaan kepada Rasulullah SAW serta sahabat-sahabatnya maka Allah selamatkan pula mereka dari siksaan neraka.

Di dalam kisah tersebut, dikatakan kepada Abdullah bin Abbas RA. "Ajarilah kami, ilmu yang dapat menyelamatkan kami dari api neraka, dan dapat memasukkan kami ke dalam surga." Ibnu Abbas menjawab, "Hendaklah kalian melaksanakan lima belas perkara. Lima dengan lisanmu, lima dengan angggota badanmu, dan lima lagi dengan hatimu.

Adapun, kelima dengan lisan itu adalah mengucapkan "Subhanallah wal Hamdulillah wa Laa ilaa ha ilallah Wallahu Akbar Wa laa quwwata ilaa billaahil 'aliyyil'adhim." Sedang lima dengan angggota badanmu adalah, shalat lima waktu, lima dengan hati adalah mencintai Rasulullah, dan empat sahabat Abubakar, Umar, Usman dan Syaidina Ali. 

jumrahonline

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...