|  BERANDA  |  TAJUK TERKINI  |  JELAJAH  |  TSAQOFAH ISLAM  |  SIRAH NABAWIYAH  |  INSPIRASI  |  SAKINAH  |  MAUIDHATUL HASANAH  |  TAHUKAH?  |  JUMRAH.COM  |

Waspadai Peredaran Sapi Pemakan Sampah

Waspadai Peredaran Sapi Pemakan Sampah
BERBAHAYA DIKONSUMSI.
Masyarakat di Provinsi Jawa Tengah diimbau tidak mengonsumsi daging yang berasal dari sapi yang digembalakan di tempat pembuangan akhir (TPA) dan memakan berbagai jenis sampah karena membahayakan kesehatan tubuh manusia.

"Bisa dikatakan, daging sapi pemakan sampah yang disinyalir marak beredar menjelang Idul Adha itu kurang layak dikonsumsi masyarakat karena di dalamnya terkontaminasi berbagai jenis logam berat," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Whitono di Semarang, Jumat.

Menurut dia, sapi yang digembalakan di TPA dan akan diperjualbelikan harus dinetralisir paling tidak satu hingga dua bulan dengan diberi pakan yang normal, namun hal tersebut tidak menjamin sapi akan bebas dari bahan kimia berbahaya.

Ia menjelaskan bahwa para pemilik sapi yang menggembalakan hewan ternaknya di TPA itu sangat menguntungkan bagi yang bersangkutan karena tidak perlu susah-susah mencari pakan dan tanpa biaya.

"Perlu solusi yang tepat bagi masyarakat yang menggembalakan sapi di TPA karena hal itu merupakan mata pencaharian mereka," ujarnya.

Kendati demikian, kata dia, pemerintah tetap harus memperhatikan konsumen yang perlu dilindungi dengan menyediakan daging yang aman, sehat, dan utuh.

Whitono mengaku tidak mengetahui pasti jumlah populasi sapi yang digembalakan masyarakat di sejumlah TPA di Jateng.

"Populasi sapi di Jateng saat ini mencapai sekitar 1,5 juta ekor, sedangkan kerbau 63 ribu ekor sehingga jumlah tersebut dinilai mampu mencukupi kebutuhkan masyarakat pada Idul Adha mendatang," katanya.

Sementara itu, ribuan sapi setiap hari terlihat mencari makan di tumpukan sampah yang ada di TPA Jatibarang Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Universitas Diponegoro Semarang menunjukkan sapi yang memakan sampah di TPA diketahui tercemar logam berat hingga melampaui ambang batas yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, termasuk badan kesehatan dunia.

Jenis logam berat yang terkandung dalam daging sapi yang digembalakan di TPA sampah Jatibarang tersebut adalah Mercury (Hg), Cadmium (Cd) dan Cobalt (Co). Residu logam berat terdapat pada semua daging maupun bagian-bagiannya seperti daging bagian paha, daging bagian punggung, hati, usus, dan darah.

Pencemaran produk-produk peternakan oleh logam berat dapat menimbulkan bahaya kesehatan pada manusia.

Efek gangguan logam berat terhadap kesehatan manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis yang dikonsumsi.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh keracunan logam berat antara lain anemia, gangguan pada berbagai organ tubuh dan penurunan kecerdasan, anak-anak merupakan golongan yang beresiko tinggi keracunan logam berat.

jumrahonline
 

Review Situasi: Tenda Tak Ber AC, Jamaah Haji Harus Siap Mental

Tenda Tak Ber AC, Jamaah Haji Harus Siap Mental
Menteri Agama Indonesia Lukman Hakim Syaifuddin pernah mengingatkan jamaah calon haji Indonesia agar siap mental ketika wukuf di Arafah pada pelaksanaan haji 2014 lalu. Selain cuaca yang panas, tenda dan fasilitas Arafah sangat minim dibandingkan di Mina.

Kondisi perkemahan di Mina, kata dia, jauh lebih baik karena disediakan alat penyejuk udara, air cooler, AC dengan air. Sementara di Arafah sama sekali tidak ada penyejuk udaranya. 


"Karenanya kepada seluruh jemaah haji harus benar-benar siap mental," kata Menag usai meninjau persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, pada Selasa 30 September tahun lalu.

Kondisi di Arafah, Menag melanjutkan, penuh dengan keterbatasan, serba minim. Namun untuk kebutuhan toilet di Arafah masih jauh lebih baik dibandingkan Mina. Di Arafah, jumlah toilet masih lebih banyak dan juga disediakan toilet-toilet baru yang bertingkat dengan kapasitas 36 pintu.

Sementara di Mina sangat terbatas, untuk kebutuhan satu maktab dengan jumlah jemaah 2.900-3.000 orang, toilet yang disediakan hanya 40 unit yang dibagi dua untuk jemaah laki-laki dan perempuan, masing-masing 20 unit. 


Dari tahun ke tahun masalah toilet ini selalu menjadi persoalan bagi jemaah karena selain ruang yang terbatas, wilayah itu menjadi kewenangan pihak pemerintah Arab Saudi bukan muassasah.

"Jadi tidak sepenuhnya muassasah bisa langsung melakukan perubahan fasilitas, baik di Arafah maupun di Mina. Namun kami sudah meminta muassasah memberi perhatian soal ini," kata dia.

Menag berjanji akan membicarakan masalah ini dengan pemerintah Saudi, agar di Mina bisa juga dibangun toilet bertingkat seperti halnya di Arafah. "Tidak ada pilihan lain, selain mencontoh di Arafah," kata dia.

Terkait persiapan Arafah lainnya, secara keseluruhan sudah dilakukan pihak muassasah meski ada beberapa yang belum dilengkapi, seperti karpet, lampu dan keran toilet yang belum terpasang.. "Kita bisa terima alasannya. Karena masih 2 hari akan dipasang di detik terakhir biar nggak kena angin dan debu," tutupnya.

jumrahonline

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...